TIKTAK.ID – Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss pada Selasa (8/3/22) memperingatkan bahwa rakyat Inggris akan menderita “dampak ekonomi” dari sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia, karena biaya listrik dan hidup meningkat akibat tanggapan Barat terhadap konflik di Ukraina.
“Tentu saja, akan ada biaya ekonomi bagi orang-orang Inggris dari sanksi ini, dalam hal tagihan energi dan biaya hidup mereka, tetapi biaya itu tidak seberapa dibandingkan dengan biaya bagi rakyat Ukraina dari barbarisme mengerikan yang mereka hadapi,” kata Truss kepada parlemen Inggris, seperti yang dilansir RT.
Terlepas dari dampaknya terhadap Inggris, Truss membela tanggapan Inggris, mengklaim bahwa hal itu perlu dilakukan karena “tidak ada batasan” untuk “ambisi” Presiden Rusia, Vladimir Putin jika dia tidak gagal di Ukraina.
Inggris sejauh ini telah memberlakukan sanksi terhadap beberapa bank Rusia, termasuk Sberbank, VEB dan Sovcombank, serta terhadap individu tertentu, termasuk pengusaha Gennady Timchenko, Boris Rotenberg, dan Igor Botenberg.
Pernyataan dari Truss muncul setelah dia mengakui pada hari Senin sebelumnya bahwa Inggris “lebih lambat” untuk menanggapi aktivitas militer Rusia di Ukraina daripada Uni Eropa dan AS, menyalahkan House of Lords karena menunda tindakan pemerintah.
Mengutip amandemen yang dibuat oleh Lords terhadap Sanksi dan Undang-Undang Anti Pencucian Uang 2018, Truss mengklaim “lebih sulit untuk mendapatkan sanksi yang disetujui”, menggambarkan proses saat ini sebagai “rumit dan lebih lambat” daripada sebelumnya.
Meskipun demikian, House of Commons mempercepat RUU Kejahatan Ekonomi pada hari Senin, yang menurut Pemerintah akan memungkinkannya untuk menargetkan individu yang terkait dengan Putin “lebih keras dan lebih cepat” dengan sanksi. RUU tersebut sedang menunggu pertimbangan House of Lords tetapi Truss berharap RUU itu akan disahkan menjadi Undang-Undang pada 14 Maret.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengatakan bahwa Inggris akan menghentikan impor minyak dan produk minyak dari Rusia pada akhir 2022.
“Inggris akan menjauh dari ketergantungan pada minyak Rusia sepanjang tahun ini,” kata Johnson dalam sebuah pernyataannya.
“Kami yakin bahwa ini dapat dicapai sepanjang tahun, memberikan waktu yang cukup bagi perusahaan untuk menyesuaikan dan memastikan konsumen terlindungi,” kata Johnson.