TIKTAK.ID – Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus anggota Komisi III DPR RI, Jazilul Fawaid menyoroti kritik Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan yang sempat menyebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) blunder. Jazilul meminta agar Amirsyah diam dan tidak memanaskan situasi.
“Lebih baik diam ketimbang ngomongin, apalagi ngomporin perkara yang bukan tugas dan kewenangannya,” tegas Jazilul, Selasa (8/3/22), seperti dilansir Terkini.id -jaringan Suara.com
Kemudian Jazilul menuding Sekjen MUI mulai keluar dari tugasnya, lantaran tidak punya tugas untuk mengawasi BNPT. Dia pun menilai mestinya MUI membantu Pemerintah dalam menjaga kerukunan, bukan malah sebaliknya.
Baca juga : Anies Banding PTUN, PDIP: Tak Peka Persoalan Masyarakat
“Hemat saya, MUI ini yang telah mulai keluar dari tugasnya untuk membantu Pemerintah membangun kerukunan dan persatuan umat,” ucap Jazilul.
“MUI tidak punya tugas mengkritik dan mengawasi BNPT, apalagi seakan ‘menyesatkan’ kriteria dari lembaga yang bertanggung jawab dalam pencegahan terorisme,” imbuh Jazilul.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ahmad Sahroni menyebut langkah BNPT menerbitkan ciri-ciri penceramah radikal sudah tepat. Dia lantas mempertanyakan sisi blunder yang disematkan MUI kepada BNPT.
Baca juga : Pakar Prediksi Bakal Terjadi Chaos jika Pemilu 2024 Ditunda
“BNPT sudah tepat, karena kriteria yang dikeluarkannya itu termasuk bentuk preventif pencegahan terorisme yang memang sudah menjadi job desk mereka. Jika MUI melihat itu blunder, ya silakan saja, namun blunder dari mananya?” ujar Sahroni, mengutip CNNIndonesia.com, Selasa (8/3/22).
Menurut Sahroni, aksi para penceramah radikal memang semakin mengkhawatirkan dalam beberapa waktu terakhir. Untuk itu, dia menganggap Pemerintah yang meminta masyarakat untuk berhati-hati merupakan hal yang wajar.
“Ini bukan sesuatu yang patut diributkan. Sangat wajar bila Pemerintah maupun BNPT mewanti-wanti, meminta kita hati-hati dengan adanya penceramah radikal,” jelas Sahroni.
Baca juga : Sosok Bambang Susantono-Dhony yang Dilantik Jokowi Jadi Kepala-Waka Otorita IKN
“Sebab, tidak bisa dipungkiri kalau penyebaran paham radikalisme dan ekstremisme di Indonesia terus meningkat,” sambungnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan mengkritik lima ciri penceramah radikal yang disampaikan oleh BNPT. Amirsyah bahkan menuding langkah BNPT itu blunder.
Amirsyah menyampaikan kritiknya melalui keterangan tertulis berjudul “Blunder Kriteria Radikal Ala BNPT”. Dia pun mengkritik satu per satu dari lima kriteria yang disampaikan BNPT.