TIKTAK.ID – Seorang senator senior Republik dari Amerika Serikat, Lindsay Graham memperingatkan warga Rusia bahwa mereka akan menghabiskan sisa hidup mereka dalam isolasi dan kegelapan kecuali salah satu dari mereka melangkah untuk “mengambil (nyawa) orang ini” – tampaknya mengacu pada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pernyataan Lindsay disampaikan menyusul berita kebakaran di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang ditudingkan Ukraina sebagai akibat dari “penembakan oleh Rusia”.
“Apakah ada Brutus di Rusia? Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia?” tulis Senator Lindsay Graham melalui akun Twitternya pada Kamis (3/3/22) malam , seperti yang dikutip RT.
“Kecuali jika Anda ingin hidup dalam kegelapan selama sisa hidup Anda, terisolasi dari seluruh dunia dalam kemiskinan, dan hidup dalam kegelapan, Anda perlu melangkah ke luar,” tambahnya.
“Satu-satunya cara ini berakhir adalah seseorang di Rusia membawa orang ini keluar.”
Sementara Graham tidak menyebut nama Putin atau menjelaskan secara spesifik bagaimana tepatnya dia mengharapkan orang-orang Rusia untuk “menghabisinya”, kesejajaran sejarahnya menyisakan sedikit ruang untuk interpretasi. Marcus Junius Brutus adalah seorang politikus Romawi yang mengkhianati dan membunuh Julius Caesar, diabadikan dalam kata-kata terakhir Caesar: “Kamu juga, Brutus?”, sementara itu Claus von Stauffenberg, adalah seorang perwira tentara Jerman yang terkenal karena upaya pembunuhannya yang gagal terhadap diktator Nazi, Adolf Hitler.
Pada Kamis malam, kebakaran terjadi di sebuah bangunan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhskaya dengan enam-reaktor, pihak berwenang Ukraina menuduh pasukan Rusia “menembaki” situs nuklir tersebut.
Moskow telah memberi tahu otoritas nuklir internasional pada Selasa sebelumnya bahwa pasukan Rusia telah mengamankan wilayah di sekitar pabrik dan beroperasi secara normal. Pihak berwenang Rusia belum menanggapi tuduhan terbaru.
Namun, anggota Partai Republik lainnya, Marjorie Taylor Greene menganggap pernyataan Graham itu tidak bertanggungjawab dan berbahaya.
“Sementara kita semua berdoa untuk perdamaian dan untuk orang-orang Ukraina, [pernyataan] ini tidak bertanggung jawab, berbahaya dan sakit jiwa,” tulisnya di akun Twitternya merespons cuitan Graham.
“Kita membutuhkan pemimpin dengan pikiran yang tenang dan bijaksana. Bukan politisi penghasut perang haus darah yang mencoba mencuit kasar dengan menuntut pembunuhan. Amerika tidak menginginkan perang,” tegasnya.