TIKTAK.ID – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo buka suara terkait Ketua DPP PDIP, Puan Maharani yang menyatakan ada Kepala Daerah tidak menyambutnya ketika berkunjung. Ganjar mengklaim bukan dirinya yang dimaksud oleh Puan dalam pernyataan itu.
“Gubernur Jateng? Ngarang, enggak mungkin ah, saya nyambut-nyambut,” ujar kader PDIP tersebut ketika berada di Desa Wadas, Purworejo, Rabu (16/2/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Kemudian Ganjar mengatakan bakal menjadi orang paling depan yang menyambut Puan, jika ada kunjungan ke Jawa Tengah.
Baca juga : Tak Diatur UU, Masa Jabatan Anies Cs Bisa Diperpanjang oleh Jokowi
“Nanti kalau ke Jawa Tengah saya sambut paling depan,” ucap Ganjar.
Seperti telah diberitakan, Puan sempat menyinggung gubernur yang tidak menyambut dirinya dalam forum rapat koordinasi PDI-Perjuangan di Manado, Sulawesi Utara, pada Rabu (9/2/22). Saat itu, Puan mengaku heran sekaligus kesal terhadap sikap gubernur tersebut.
“Mengapa saya datang ke Sulawesi Utara itu tiga pilar bisa jalan, jemput saya, ngurusin saya, secara positif ya. Tapi saya punya gubernur kok enggak bisa kaya begitu, justru yang ngurusin saya gubernur lain,” sergah Puan, mengutip Kompas.com, Kamis (10/2/22).
Padahal, kata Puan, dirinya adalah wanita pertama yang menduduki kursi orang nomor satu di parlemen dan mewakili PDIP.
Baca juga : Muncul Desakan Evaluasi Kerja Usai Penangkapan Terduga Teroris Partai Ummat, Begini Kata Densus 88
Sementara itu, sejumlah pihak menilai sosok yang dimaksud Puan yakni Ganjar. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
“Publik menduga-duga pernyataan Puan ditujukan kepada Ganjar karena ketika peresmian pasar di Solo, Ganjar ke Jakarta. Dia bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk rapat tentang Covid. Belum ada kejadian di tempat lain di mana Puan datang Kepala Daerahnya tidak nyambut kecuali di Jawa Tengah,” jelas Adi, Sabtu (12/2/22).
Di sisi lain, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menduga gubernur yang dimaksud Puan bukan Ganjar. Sebab, Rudy menyebut ketika pimpinan legislatif hadir, maka pejabat eksekutif tidak perlu terlibat.
Baca juga : Gus Muhaimin Komentari Foto yang Sandingkan Jokowi dengan Soeharto
“Jika bicara soal protokoler, sambut-menyambut itu ada protokolernya. Jadi kalau Ketua DPR RI melakukan kunjungan kerja, maka pejabat eksekutif tidak terlibat di situ,” tutur Rudy, Rabu (16/2/22).