TIKTAK.ID – Inggris dilaporkan telah mengirim lebih dari 100 pasukan elite ke Kiev untuk melatih dan membantu militer Ukraina, di tengah ketegangan yang terus meningkat di Ukraina, surat kabar Inggris Mirror melaporkan pada Minggu (6/2/22), mengutip sumber militer.
“Pasukan khusus Inggris telah dikerahkan ke wilayah tersebut untuk membantu dan memberi nasihat kepada militer Ukraina. Mereka memiliki keahlian yang luas yang tidak diragukan lagi akan sangat berguna bagi pasukan Ukraina,” kata sumber tersebut seperti dikutip Mirror.
Pasukan Inggris dari SAS, SBS, Resimen Pengintaian Khusus dan Dukungan Pasukan Khusus, yang tidak lagi terlibat di Afghanistan, diharapkan untuk mengajarkan taktik kontra-pemberontakan pasukan khusus Ukraina, sniping dan sabotase, menurut sumber itu.
Setidaknya 1.500 tentara Inggris yang dilatih musim dingin juga sekarang berbasis di Estonia, yang berbatasan dengan Rusia.
Situasi genting di sekitar Ukraina telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa menyuarakan keprihatinan atas penumpukan militer Rusia di perbatasan Ukraina, dan NATO mendesak sekutu meningkatkan dukungan militernya untuk Kiev.
Sejauh ini, AS, Inggris, Kanada, Polandia, dan negara-negara Baltik telah memasok beberapa batch senjata ke Ukraina, dengan Washington mengirimkan pasukan tambahan ke negara tetangga Polandia dan Rumania.
Tidak jelas berapa banyak pasukan AS yang tiba, tetapi mereka terbang bersama sebuah pesawat C17 “dirancang untuk menerjunkan 102 pasukan terjun payung dan peralatan mereka”, menurut situs web Angkatan Udara.
Presiden AS, Joe Biden telah memerintahkan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania, saat Washington bergerak untuk meyakinkan sekutu NATO yang masih ragu.
Pentagon mengatakan bahwa sekitar 1.700 anggota layanan, terutama dari Divisi Lintas Udara ke-82, akan dikerahkan dari Fort Bragg, Carolina Utara, ke Polandia.
Sedangkan Rusia telah berulang kali membantah memiliki niat untuk menyerang negara mana pun, bahkan Rusia menunjuk pada aktivitas militer NATO di dekat perbatasannya, yang dianggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.
Karena itu Rusia mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina dan menuntut jaminan keamanan, termasuk dengan tidak mengakui Kiev sebagai anggota NATO.