TIKTAK.ID – Rusia membuktikan ancamannya. Pekan lalu, Moskow berjanji akan membalas perlakuan Jerman yang mengusir dua diplomat mereka. Hari ini, Kamis (12/12/19), Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Jerman di Moskow.
Pada pertemuan itu Rusia menyampaikan surat protes resmi atas perlakuan Jerman kepada dua diplomat Moskow. Rusia juga memberikan waktu 7 hari bagi dua diplomat Jerman untuk meninggalkan negara Beruang Merah itu, seperti yang dilaporkan Reuters.
Jerman mengaku memutuskan mengusir dua diplomat Rusia karena Moskow menolak bekerjasama dalam investigasi pembunuhan yang terjadi di Jerman. Jaksa federal Jerman menduga ada keterlibatan Rusia atau Chechnya dalam kasus pembunuhan itu.
Baca juga: Kelompok Militan Serang Pangkalan Militer Niger, 73 Tentara Tewas
Pekan lalu Rusia sudah menyampaikan menolak tuduhan keterlibatannya dan menuduh perbuatan Berlin “sama sekali tidak berdasar” dan mengatakan akan membalas perlakuan Berlin.
Menanggapi langkah Kremlin yang membalas mengusir dua diplomat Jerman dari Moskow, Berlin menyebut apa yang dilakukan Moskow seagai tindakan “tak berdasar”. Berlin mengaku kecewa dengan keputusan Kremlin.
“Pemerintah Jerman menyesalkan keputusan Rusia mengusir dua diplomat Jerman di Moskow,” kata Kementerian Luar Negeri Jerman dalam sebuah pernyataannya, Kamis (12/12/19). “Ini adalah keputusan yang salah dan tak bisa dibenarkan.”
Baca juga: Houthi Klaim Tembak Jatuh Drone Amerika
Pada Agustus lalu, seorang pria tewas ditembak kepalanya di taman Tiergarten Kleiner, Jerman. Jaksa federal Jerman mengidentifikasi korban sebagai “Tonike K”. Namun itu bukan nama sebenarnya. Jerman mengatakan nama asli pria itu adalah Zelimkhan Khangoshvili, seorang mantan komandan pemberontak Chechnya berusia 40 tahun.
Khangoshvili disebut menghabiskan beberapa tahun tinggal di Georgia dengan menggunakan nama Tonike Kavtarashvili. Sebagai seorang berkebangsaan Georgia, Khangoshvili berperang dalam perang Chechnya kedua melawan pasukan Rusia di Kaukasus Utara pada periode 2001-2005.
Dia adalah sekutu dekat Presiden Chechnya Aslan Maskhadov, yang mendalangi perlawanan gerilya Chechnya melawan Rusia sebelum terbunuh oleh serangan pasukan khusus Rusia. Khangoshvili kemudian melarikan diri ke Jerman setelah selamat dari upaya pembunuhan di Ibu Kota Georgia, Tbilisi pada 2015. Khangoshvili telah mengajukan permohonan suaka kepada Jerman tetapi tidak juga diberikan.
Sementara Chechnya kini dipimpin oleh Ramzan Kadyrov, mantan pemberontak yang bertukar posisi dan sangat loyal kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.