TIKTAK.ID – Surat kabar Swiss mengklaim bahwa Mossad berada di balik serangan bom dan ancaman terhadap beberapa perusahaan Jerman dan Swiss pada 1980-an. Dalam laporannya, surat kabar itu melaporkan bahwa Israel berusaha mencegah Pakistan untuk mengembangkan senjata nuklirnya.
Laporan mengejutkan itu diterbitkan oleh Surat Kabar Neue Zürcher Zeitung dari Swiss pada Minggu, (2/1/22). Surat kabar tersebut mengklaim bahwa Mossad berada di balik tiga serangan bom di Swiss dan Jerman, yang terjadi pada tahun 1981 dan menargetkan properti milik orang dan perusahaan yang terlibat dalam penjualan bahan untuk nuklir ke Pakistan, seperti yang dikutip dari RT, Selasa (4/1/22).
Sebuah ledakan bom merusak gedung dan membunuh seekor anjing, diikuti dengan panggilan telepon ke perusahaan lain yang diyakini terlibat bisnis dengan Pakistan. Panggilan itu berisi peringatan bahwa mereka bisa menjadi target berikutnya kecuali mereka membatalkan kesepakatan bisnis terkait nuklir dengan Islamabad.
Pada saat itu, sebuah kelompok tidak dikenal bernama “Organisasi untuk non-proliferasi senjata nuklir di Asia Selatan” mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, organisasi tersebut belum pernah terdengar namanya sebelum serangan, juga tidak muncul sejak itu.
Surat kabar Swiss tersebut mengutip dokumen Departemen Luar Negeri yang baru-baru ini diterbitkan setelah tidak dirahasiakan lagi, mengklaim bahwa AS tidak senang dengan upaya Pakistan untuk mengembangkan nuklirnya sendiri, tetapi Washington tidak ingin mengasingkan Pemerintah Islamabad.
Para diplomat Amerika pertama-tama mencoba meyakinkan pihak berwenang di Bonn dan Bern untuk mencegah perusahaan-perusahaan mereka menjual bahan-bahan serba guna ke Pakistan. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, seperti yang diklaim oleh surat kabar tersebut, dan setahun kemudian, serangkaian serangan terhadap orang-orang dan entitas yang terlibat bisnis dengan Pakistan mulai terjadi.
Israel, yang menurut laporan itu, melihat prospek negara Muslim yang memiliki nuklir sebagai ancaman eksistensial, dilaporkan mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mencegah hal itu terjadi. Namun, surat kabar itu mengakui bahwa tidak ada bukti langsung untuk menuding Israel dengan telak. Namun, ada beberapa bukti tidak langsung yang mungkin melibatkan Mossad, klaim laporan tersebut.
Misalnya, terungkap bahwa salah satu pengusaha yang telah menerima ancaman setelah serangan mengatakan kepada polisi Swiss bahwa dinas rahasia Israel telah menghubunginya. Dia juga dilaporkan mengatakan kepada penyelidik bahwa seorang pria bernama David, yang bekerja di Kedutaan Israel di Jerman, telah meneleponnya beberapa kali dan bahkan bertemu dengannya sekali secara langsung untuk mencoba dan meyakinkannya untuk keluar dari bisnis dengan Pakistan.
Sejarawan Adrian Hänni juga mengatakan kepada Neue Zürcher Zeitung bahwa pemboman itu memiliki semua ciri operasi dinas rahasia, dan sangat mirip dengan serangan yang terjadi dua tahun sebelumnya, yang menargetkan orang-orang yang diduga terlibat dalam program nuklir Irak.
Laporan tersebut menyimpulkan dengan mengatakan bahwa sebagian besar perusahaan Jerman dan Swiss yang diduga menjual bahan untuk bahan nuklir ke Pakistan melanjutkan bisnis yang menguntungkan meskipun ada serangan dan ancaman. Surat kabar Swiss juga mengklaim bahwa beberapa tahun kemudian, Abdul Qadeer Khan, yang dikenal sebagai Bapak Program Nuklir Pakistan, selanjutnya membantu Iran mendapatkan sentrifugal pengayaan uranium.