TIKTAK.ID – Sebuah film dokumenter yang baru dirilis di Denmark, membongkar jejak hitam Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA) yang diduga mendukung eksperimen rahasia skizofrenia -gangguan yang memengaruhi seseorang untuk berpikir, merasakan dan berperilaku dengan baik- terhadap 311 anak-anak di Denmark, selama awal 1960-an. Banyak dari anak-anak tersebut merupakan anak dari panti asuhan yang diadopsi.
Film dokumenter Radio Denmark “The Search for Myself” menuduh agen mata-mata AS mendukung eksperimen di Rumah Sakit Kota di Cophenhagen. Eksperimen itu dilaporkan menyelidiki hubungan antara skizofrenia dengan faktor keturunan atau lingkungan, seperti yang dilaporkan RT, Rabu (29/12/21).
Salah seorang anak yang mengaku sebagai bahan percobaan kala itu, Per Wennick menuduh bahwa ia ditempatkan di kursi, dengan elektroda diikatkan padanya dan dipaksa untuk mendengarkan suara yang sangat keras dan melengking. Tujuan dari tes itu seharusnya adalah untuk mengetahui apakah seorang anak memiliki sifat psikopat.
“Itu sangat tidak nyaman. Dan ini bukan hanya kisah saya, ini kisah banyak anak,” kata Wennick, menggambarkan pengalamannya. “Saya pikir ini adalah pelanggaran hak saya sebagai warga negara di masyarakat ini. Saya sangat merasa aneh sebab beberapa orang harus tahu lebih banyak tentang saya daripada yang saya sendiri sadari.”
Proyek ini dibiayai bersama oleh layanan kesehatan AS, menerima dukungan dari Dana Ekologi Manusia, yang dioperasikan atas nama CIA, menurut Wennick dan Arsip Nasional.
Sementara anak-anak tidak diberitahu tujuan dari eksperimen itu, selama atau setelah penelitian. Sebuah disertasi diterbitkan pada tahun 1977 oleh psikiater Denmark Find Schulsinger yang merinci seperti apa penelitian tersebut dilakukan.
Jacob Knage Rasmussen dari Museum Kesejahteraan Denmark mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya peristiwa itu didokumentasikan yang menunjukkan anak-anak di bawah perawatan digunakan sebagai “kelinci percobaan” untuk tujuan penelitian di negara tersebut.
“Saya tidak tahu upaya serupa, baik di Denmark maupun di Skandinavia. Ini adalah informasi yang mengerikan yang bertentangan dengan Kode Nuremberg 1947, yang setelah Perang Dunia II menetapkan beberapa batasan etis untuk eksperimen pada manusia,” kata Rasmussen.