TIKTAK.ID – Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mendesak “demokrasi kapitalis” Barat bersatu untuk mencegah Beijing mengambil manfaat dari pertikaian mereka atas keuntungan dari pasar China yang berkembang.
Dalam sebuah wawancara dengan Global News yang disiarkan pada Sabtu (25/12/21), Trudeau mengatakan bahwa negara-negara Barat harus “melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk bekerja sama dan tetap teguh sehingga China tidak dapat… bermain-main dan memecah-belah kita satu sama lain.”
“Ada sedikit persaingan, di antara teman-teman, karena kita adalah negara demokrasi kapitalis… terutama mengingat peluang ekonomi yang luar biasa dari kelas menengah China yang sedang naik daun,” katanya, namun ia juga mengakui bahwa manfaat ekonomi lebih besar daripada kekhawatiran yang dinyatakan secara terbuka oleh Barat tentang tuduhan kemanusiaan China, pelanggaran hak dan perilaku “pemaksaan”.
“Kami telah bersaing dan China dari waktu ke waktu dengan sangat cerdik mempermainkan kami satu sama lain dalam cara yang kompetitif di pasar terbuka,” kata Trudeau, seperti yang dilansir RT.
Ada beberapa isu global, seperti perubahan iklim, bahwa Kanada harus terus bekerja sama dengan China, kata Trudeau. Namun untuk bersaing dengan China secara ekonomi, semua “negara yang berpikiran sama” harus bekerja sama, berkoordinasi, dan “menunjukkan front persatuan”, katanya.
Hubungan Kanada yang sudah buruk dengan China mencapai titik terendah baru pada bulan ini, setelah Ottawa bergabung dengan boikot diplomatik yang dipimpin AS pada Olimpiade Beijing 2022. Trudeau menggemakan retorika Washington dan Canberra, dan menuduh China melakukan “pelanggaran hak asasi manusia yang berulang” atas dugaan penganiayaan terhadap Muslim Uyghur, yang memicu teguran keras dari Beijing.
“Berpegang teguh pada mentalitas Perang Dingin dan prasangka ideologis, Kanada dan segelintir negara Barat ikut campur dalam urusan internal negara lain dengan dalih hak asasi manusia dalam upaya untuk mengganggu dan menahan proses pembangunan mereka,” kata Kedutaan Besar China di Kanada kala itu. “Kanada sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menjadi ‘pengkhotbah hak asasi manusia’ dan tentu saja tidak dalam posisi untuk menghakimi China pada persoalan ini.”