TIKTAK.ID – Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman mengklaim bahwa Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri menghadiri Aksi 212 pada 2016 silam. Bahkan Munarman menyebut Firli juga menaiki mobil komando.
Munarman menyampaikan hal itu ketika sedang membacakan nota keberatan atau eksepsi atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim).
“Ternyata Ketua KPK terpilih, Irjen Pol Firli, dulu menjadi idola dalam aksi 212. Dia berada di atas mobil komando dengan mengenakan sorban merah, saya di depannya itu,” ujar Munarman membaca judul berita dan menunjuk foto yang dilampirkan dalam eksepsinya, Rabu (15/12/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Refly Harun Bantah Soal Gugatan Ambang Batas Capres untuk Dukung Gatot Nurmantyo
Dalam eksepsi tersebut, Munarman turut melampirkan sejumlah foto yang membuktikan Firli menghadiri Aksi 212. Firli yang ketika itu masih menjabat sebagai Karodalops As Ops Polri dengan pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen), terlihat sedang berdiri di atas mobil komando.
Kemudian Firli juga tampak mengacungkan jempol dari mobil komando. Dia pun sempat melakukan foto bersama dengan beberapa massa aksi yang terdiri dari remaja hingga beberapa perempuan dewasa.
Tidak hanya itu, Munarman juga melampirkan beberapa foto pejabat tinggi. Di antaranya Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Boy Rafli Amar.
Baca juga : Ingin Pimpin Poros Koalisi Pilpres 2024, PKB Gandeng PPP dan PAN
Sebelumnya, Munarman telah membantah bahwa dirinya melakukan tindak pidana terorisme dan menyebut dakwaan tersebut sebagai dagelan. Dia menjelaskan, dakwaan Jaksa adalah rangkaian kegiatan diskusi publik dan seminar di tiga lokasi yang ia ikuti pada 2014-2015.
Munarman mengatakan pada 2016 ia menjadi Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi 212. Oleh sebab itu, Munarman mengaku bila memang dirinya berpikiran seperti teroris, tentu ia akan melihat momentum tersebut sebagai kesempatan emas. Dengan begitu, kata Munarman, sejumlah pejabat tinggi negara mulai dari presiden hingga pejabat kepolisian sudah tewas.
“Jadi sudah dapat dipastikan bahwa seluruh pejabat tinggi negara yang hadir di Monas tanggal 2 Desember 2016 tersebut sudah berpindah ke alam lain. Sebab, kesempatan tersebut menjadi kesempatan emas bagi seseorang yang otaknya adalah otak teroris dan keji,” ungkap Munarman.