TIKTAK.ID – Sebuah desa di Irak diserang kelompok teroris ISIS yang menyebabkan sejumlah orang tewas, termasuk tiga warga sipil.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (2/12/21) malam, pasukan keamanan Pemerintah Daerah Kurdistan Irak (KRG) mengatakan ISIS telah menyerang “beberapa rumah di desa Khidir Jija di Gunung Qarachogh”, di wilayah Makhmour Irak.
“Akibatnya, ada yang meninggal dan terluka di antara warga sipil,” tambahnya, seperti yang dilansir Al Jazeera.
Outlet berita lokal Rudaw melaporkan jumlah korban tewas mencapai 10 orang, termasuk tujuh anggota pasukan keamanan Kurdi yang dikenal sebagai Peshmerga.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (3/12/21), Presiden KRG Nechirvan Barzani mengutuk “serangan brutal itu”, yang menewaskan “tiga bersaudara dari satu keluarga” dan melukai “beberapa warga sipil lainnya”. Dia juga mengatakan “sejumlah” Peshmerga telah tewas, sementara yang lain terluka “selama operasi untuk memburu para teroris itu”.
“Serangan oleh kelompok teroris ISIS memerlukan reaksi keras dan tindakan militer dan pertahanan yang kuat di Irak dan Wilayah Kurdistan untuk menetapkan batas permanen pada kejahatan dan tindakan teroris mereka,” tambah Barzani, sambil menyerukan perlunya “kerja sama yang lebih efisien” antara tentara Irak dan Peshmerga, serta peningkatan dukungan koalisi internasional “untuk mengisi kesenjangan keamanan dan militer, khususnya di daerah antara Peshmerga dan pasukan Irak”.
ISIS telah melancarkan serangkaian serangan dalam beberapa pekan terakhir yang menargetkan warga sipil dan pasukan keamanan. Pekan lalu, kelompok bersenjata itu membunuh lima pejuang Peshmerga di Diyala, dalam serangan yang menggunakan taktik yang sama untuk menyergap mereka yang bergegas ke tempat kejadian untuk membantu para pejuang yang terluka.
ISIS menduduki sebagian wilayah di Irak dan Suriah pada tahun 2014. Setelah serangkaian serangan berdarah terhadap mereka, kelompok bersenjata ini kehilangan kendali teritorialnya dan secara efektif kalah pada tahun 2017.
Namun, setelah mengubah strateginya, ISIS masih menjadi ancaman di beberapa provinsi di Irak dengan serangan tabrak lari, penculikan dan bom pinggir jalan.
Sementara itu, sengketa wilayah di provinsi Diyala antara wilayah semi-otonom Kurdistan dan Pemerintah Federal Irak, ditambah dengan kurangnya koordinasi antara pasukan Kurdi dan rekan-rekan mereka di Baghdad, telah berkontribusi pada kekosongan keamanan yang semakin dieksploitasi oleh ISIS.
Serangan intensif terjadi pada saat Amerika Serikat siap untuk menarik semua pasukan tempurnya dari Irak pada akhir tahun ini, mengalihkan semua personel militer yang tersisa ke posisi tambahan di mana mereka dapat melatih dan memberikan informasi intelijen kepada tentara Irak.