TIKTAK.ID – Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Ibu Kota Turki, Ankara, serta kota terbesar di negara itu, Istanbul, menuntut pengunduran diri Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Pemerintahnya akibat inflasi di negara itu yang terus meroket.
Pada Selasa (23/11/21) malam, pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan daerah Ankaya Ankara, di mana sebagian besar gedung Pemerintah Turki dan Lembaga Pemerintah berada di sana, seperti yang dilaporkan RT.
Mereka meneriakkan istifa (mengundurkan diri) dan nama partai berkuasa Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Banyak yang meniup peluit dan memukul panci dan wajan untuk menarik perhatian.
Protes dilancarkan di tengah meningkatnya krisis mata uang Lira Turki yang nilainya anjlok dari $0,1 menjadi $0,078 dalam seminggu terakhir, yang menjadikannya sebagai penurunan terburuk sejak 2018.
Erdogan membela kebijakan moneter Pemerintahnya, dengan mengatakan bahwa dia tidak akan terlibat dalam “permainan yang dimainkan oleh mereka yang membahas kenaikan mata uang, bunga, dan harga”, tetapi akan terus melanjutkan rencana ekonominya sendiri.
Erdogan membingkai krisis ekonomi yang melanda Turki kali ini sebagai plot asing untuk melawan Turki, dan membandingkannya dengan upaya kudeta 2016 yang gagal menggulingkannya dari kekuasaan.
“Dengan bantuan Allah dan dukungan bangsa kita, kita akan keluar sebagai pemenang dari perang pembebasan ekonomi ini, sama seperti kita membawa negara kita keluar dari semua jebakan dan bencana ini,” kata Erdogan setelah meninggalkan pertemuan dengan Kabinetnya.
Namun, sebagian besar ekonom berpendapat bahwa Turki menghadapi krisis besar, termasuk inflasi yang tinggi, jika tingkat suku bunga terus turun dalam beberapa bulan mendatang.
Di bawah tekanan dari Erdogan, Bank Sentral memangkas suku bunga utama dari 19 menjadi 15 persen pada September lalu, hingga mendorong Lira terjun bebas.
Erdogan bahkan telah mengganti tiga Gubernur Bank Sentral dalam dua tahun terakhir, yang tentu saja berakibat merusak kepercayaan investor.
Kerusuhan telah menyebar ke Istanbul, yang diperintah oleh Partai Rakyat Republik (CHP), oposisi Erdogan di tingkat nasional.
Salah satu video yang dibagikan di media sosial menunjukkan polisi anti huru-hara bentrok dengan para pengunjuk rasa di lingkungan Kurtuluş di Istanbul.
Istanbul adalah kota terbesar di Turki sejauh ini, dan baru-baru ini terjadi serangkaian bentrokan politik antara CHP dan AKP dengan tuduhan korupsi dan pelanggaran.