TIKTAK.ID – Pemerintah Turki memerintahkan penangkapan terhadap 158 tersangka, termasuk 33 tentara aktif, yang diduga terkait dengan ulama Muslim Fethullah Gulen, yang dituduh oleh Ankara berada di balik upaya kudeta yang gagal pada 2016.
Dilansir Anadolu Agency, pada Selasa (19/10/21) Pemerintah Turki melakukan investigasi, yang dilakukan oleh Kantor Kejaksaan Agung İzmir, mencakup 41 provinsi. Operasi terakhir Pemerintah menahan 97 orang, dengan perburuan yang dikatakan terus berlanjut.
Dari 158 buronan tersebut, 48 orang masih berstatus pegawai dan mantan personel militer, sedangkan 110 orang mahasiswa militer yang diusir dan diberhentikan setelah upaya kudeta, seperti yang dilansir RT.
Penangkapan terbaru adalah bagian dari rangkaian tindakan keras selama beberapa tahun terakhir terhadap orang-orang yang dituduh memiliki hubungan dengan apa yang oleh Turki dijuluki sebagai Organisasi Teroris Fethullah Gulen.
Pada April, Pemerintah menangkap 532 tersangka, terutama personel militer. Penangkapan itu diperintahkan oleh jaksa Istanbul dan Izmir dalam operasi 62 provinsi yang juga membentang di Siprus utara yang dikuasai Turki.
Kelompok itu, yang diduga dipimpin oleh pengkhotbah Muslim yang berbasis di AS, telah dituduh oleh otoritas Ankara berada di balik upaya kudeta yang gagal pada Juli 2016, yang menewaskan sedikitnya 250 orang. Gulen, mantan sekutu yang menjadi musuh Presiden Recep Tayyip Erdogan, telah tinggal di pengasingan sejak 1999 di luar negeri di AS. Dia membantah terlibat dalam kudeta tersebut.
Menyusul kudeta militer yang gagal untuk menggulingkan Erdogan, 80.000 orang ditahan sambil menunggu persidangan. Sekitar 150.000 pegawai negeri sipil, staf militer dan lainnya dipecat atau diskors dari jabatan mereka.
Pemerintah Turki juga memanggil duta besar 10 negara, termasuk AS dan Jerman, karena menuntut pembebasan Osman Kavala, seorang dermawan dan pengusaha yang masih dipenjara empat tahun setelah dia didakwa berusaha menggulingkan Pemerintah.
Kavala dituduh terlibat kudeta 2016. Namun, Kavala membantah bekerja sama dengan pengikut ulama Islam Fethullah Gulen.
Kavala dibebaskan pada Februari atas tuduhan terpisah membiayai protes anti-Pemerintah 2013. Namun alih-alih dibebaskan, dia langsung kembali dijebloskan ke tahanan dengan dakwaan “berusaha menghapus tatanan konstitusional” setelah Erdogan mengkritik keputusan pengadilan.
Turki sejauh ini menolak seruan dari Washington dan Eropa untuk membebaskan Kavala. Kementerian Luar Negeri pada Selasa memanggil duta besar AS, Jerman, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Swedia, Kanada, Norwegia, dan Selandia Baru untuk menuntut penjelasan atas pernyataan bersama mereka.