TIKTAK.ID – Semua orang pasti pernah merasakan kesedihan, tapi jika kesedihan dirasakan terus-menerus, dapat menjadi depresi.
Secara garis besar, depresi terbagi menjadi dua jenis, yaitu depresi klinis dan depresi situasional.
Seperti dilansir Kompas.com, depresi klinis merupakan kondisi serius yang bisa berdampak besar pada setiap bagian kehidupan. Sedangkan depresi situasional dikenal secara medis sebagai “gangguan penyesuaian dengan suasana hati yang tertekan”. Kondisi tersebut biasanya hilang pada waktu yang tepat dan membicarakan masalah akan memudahkan proses pemulihan.
Depresi klinis, atau secara medis dikenal dengan “gangguan depresi mayor”, bisa berkembang bila individu tidak kunjung pulih. Jenis depresi ini pun disebut-sebut sebagai kondisi kesehatan mental yang lebih parah.
Terdapat sejumlah perbedaan utama antara depresi klinis dan situasional, dan hal ini akan menentukan jenis perawatan yang dibutuhkan seseorang dan tingkat keparahan kondisinya. Meski demikian, tidak ada jenis depresi yang lebih “berat” dari yang lain, karena keduanya menghadirkan tantangan dan ancaman signifikan terhadap kesejahteraan seseorang.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui jenis depresi mana yang menjadi akar dari suasana hati negatif yang terus-menerus, sehingga dapat mendukung pemulihan.
Depresi klinis
Depresi klinis sendiri cukup parah untuk mengganggu aktivitas sehari-hari. The Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders, 5th Edition (DSM-V) diketahui mengklasifikasikan depresi klinis sebagai gangguan mood. Gangguan pada tingkat bahan kimia tertentu –atau disebut neurotransmiter– mungkin menjadi penyebabnya.
Akan tetapi, terdapat beberapa faktor lain yang cenderung berperan. Berikut ini di antaranya:
- Faktor genetik bisa memengaruhi respons individu terhadap suatu pengalaman atau peristiwa.
- Peristiwa besar dalam hidup bisa memicu emosi negatif, seperti kemarahan, kekecewaan, atau frustrasi.
- Ketergantungan alkohol dan obat-obatan mempunyai kaitan dengan depresi.
Depresi situasional
Depresi jenis ini merupakan bentuk depresi jangka pendek yang terjadi akibat peristiwa traumatis atau perubahan dalam kehidupan seseorang.
“Gangguan penyesuaian dengan suasana hati yang tertekan” menjadi nama lain untuk keadaan emosional ini.
Sejumlah contoh pemicu depresi situasional yakni perceraian, kehilangan pekerjaan, kematian seorang teman dekat, kecelakaan serius, serta perubahan hidup besar lainnya seperti pensiun.