TIKTAK.ID – Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror membeberkan penyebab mantan narapidana teroris Abu Rusydan kembali ditangkap sebagai tersangka beberapa waktu silam. Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Kombes Ahmad Ramadhan menyebut Abu Rusdyan adalah tokoh kunci di Jamaah Islamiyah (JI) yang tidak tercatat langsung sebagai anggota keorganisasian.
“AR terungkap menjadi simpul penting perjalanan JI dari masa ke masa. Keterlibatan AR dalam JI menunjukkan kelicikannya, bahwa dia dengan sengaja tidak menjadi bagian dari struktur organisasi,” ujar Ramadhan, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (17/9/21).
Ramadhan mengatakan gerakan senyap yang dilakukan oleh Rusydan demi menghindari endusan aparat kepolisian, setelah divonis bebas dari kasus terorisnya yang terdahulu. Menurutnya, Abu Rusydan adalah tokoh senior di organisasi JI. Abu Rusydan pun tercatat sebagai tokoh yang merumuskan Pedoman Umum Pergerakan Jamaah Islamiyah (PUPJI) pada 1998, yang kemudian menjadi ruh utama dari metodologi amaliyah JI.
Baca juga : Klaim Demokrasi di Era Jokowi Berjalan Baik, Pengamat: Saya Sudah Buktikan Sendiri
Hal itulah yang membuat pimpinan JI, Parawijayanto di era 2008 mengembangkan metodologi strategi penguasaan wilayah (Tamkin) Total Amniyah System Total of Solution (TASTOS) dengan orientasi melakukan jihad global.
Sementara itu, Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar menjelaskan, Abu Rusydan kerap tampil dalam acara yang digelar oleh Syam Organizer atau sayap lembaga JI yang bertugas mengumpulkan dana.
Sejumlah petinggi Syam Organizer sendiri telah diciduk oleh Densus beberapa waktu silam. Polisi mengklaim lembaga tersebut berkamuflase sebagai lembaga penggalang dana aksi kemanusiaan, padahal sebenarnya menyokong organisasi JI.
Baca juga : Survei JRC: Risma-Anies-Ahmad Riza Pimpin Elektabilitas Pilkada DKI Mendatang
“Terbukti Abu Rusydan seringkali tampil dalam berbagai acara Syam Organizer, salah satu lembaga penampung dan penyalur dana bagi JI. Di mana sejumlah pengurus dan donaturnya telah berhasil diurai dan ditangkap oleh Densus 88 beberapa bulan lalu,” terangnya.
Aswin mengungkapkan, Abu Rusydan juga merupakan orang yang mengajukan penggunaan metode militer Tanzim Askari di kalangan JI. Ia menilai cara itu dipakai untuk menjaga hubungan anggota JI dengan orang-orang di Afghanistan.
Aswin pun mengakui Rusydan menjadi konseptor utama yang merancang persiapan aksi teror atau Idad dari masa ke masa. Ia memaparkan, Rusydan yang membuat pola-pola dalam rekrutmen anggota baru, kebijakan JI, sampai sanksi bagi anggota organisasi yang tak disiplin.