TIKTAK.ID – Menurut laporan, Taliban telah mengambil alih stasiun televisi Pemerintah di Kabul, mereka kemudian meminta warga untuk tetap tenang. Sebelumnya Taliban menegaskan bahwa mereka telah menguasai Ibu Kota Afghanistan, dengan video yang beredar secara online menunjukkan mereka telah menduduki Istana Kepresidenan.
Juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al-Jazeera mengatakan bahwa perang di Afghanistan telah berakhir.
Naeem berpendapat bahwa Taliban “mengakhiri perang yang meletus di negara kita 20 tahun lalu”.
“Kami siap untuk berdialog dengan semua tokoh Afghanistan dan akan menjamin perlindungan yang mereka perlukan,” kata Naeem kepada saluran tersebut. “Kami tidak berpikir bahwa pasukan asing akan mengulangi pengalaman gagal mereka di Afghanistan sekali lagi.”
Juru bicara itu juga menggarisbawahi bahwa Taliban tidak akan “mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun” dan mengatakan bahwa kelompok itu “tidak ingin menyakiti orang lain”, seperti yang dikutip dari Sputniknews.
“Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami,” katanya.
Ketika Taliban mengklaim kendali atas Ibu Kota Afghanistan, beberapa negara mengevakuasi personel diplomatik mereka dari negara itu, dan kerumunan orang berbondong-bondong ke bandara Kabul berusaha untuk meninggalkan Afghanistan.
Naeem menyatakan bahwa semua kedutaan dan misi diplomatik asing aman di Kabul, mendesak “semua orang” di kota itu untuk tetap “dalam kepercayaan penuh”.
“Kami menjamin semua kedutaan, misi diplomatik, institusi, dan tempat tinggal warga negara asing di Kabul bahwa tidak ada bahaya bagi mereka. Setiap orang di Kabul harus dalam kepercayaan penuh, dan pasukan Imarah Islam ditugaskan untuk menjaga keamanan di Kabul dan kota-kota lain di negara ini”, katanya melalui akun twitternya.
Taliban memasuki Kabul pada Minggu (15/8/21), sementara Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, melarikan diri dari negara itu tak lama kemudian, ia dilaporkan menuju ke Tashkent. Ghani mengatakan dia melakukan itu untuk menghindari pertumpahan darah, juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Menurut Ghani, kelompok Taliban mungkin telah memenangkan “peperangan pedang dan senjata”, tetapi belum memenangkan hati rakyat Afghanistan.
“Tidak pernah dalam sejarah yang memiliki kekuatan mentah memberikan legitimasi kepada siapa pun dan tidak akan pernah. [Taliban] sekarang menghadapi ujian bersejarah baru: apakah mereka akan melindungi nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lain”, Ghani memposting di Facebook.