TIKTAK.ID – Karo Perencanaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), M Samsuri mengungkapkan, masih banyak kesimpangsiuran di tengah masyarakat mengenai penyebutan laptop merah putih dan laptop pelajar Kemendikbudristek yang belakangan dijual seharga Rp10 juta per unit.
Samsuri menegaskan bahwa laptop merah putih dan laptop pelajar Kemendikbudristek adalah dua hal yang berbeda. Ia menyebut proyek laptop merah putih menggaet tiga universitas dalam pengembangannya, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Menurut Samsuri, pada 2021 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di laptop merah putih mempunyai persentase 25 hingga 30 persen. Kemudian tahun depan persentasenya lebih dari 40 persen dan pada 2023 memiliki persentase 40 hingga 65 persen. Ia pun mengklaim sejumlah produsen laptop lokal turut dilibatkan dalam proyek ini.
“Laptop merah putih bertujuan membangkitkan industri produsen laptop lokal, yaitu program pengembangan dari konsorsium 3 universitas. Universitas melakukan riset dan periset ini bekerja sama dengan industri dalam negeri, agar dapat memproduksi laptop lebih baik di Indonesia yang menyasar TKDN tinggi,” ujar Samsuri, seperti dilansir CNN Indonesia.
Samsuri mengatakan laptop pelajar besutan Kemendikbudristek untuk sementara waktu tidak untuk penggunaan proses belajar mengajar di universitas di Indonesia.
“Sedangkan laptop pelajar untuk penggunaan sekolah (SD, SMP dan SMA), yang diharapkan 2024 tuntas. Untuk laptop merah putih masih sekadar slogan, masih digodok, tapi kemungkinan prototipenya sudah ada,” tutur Samsuri.
Perlu diketahui, produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mendukung Produk Dalam Negeri (PDN) memakai dana untuk 2021 sebesar Rp3,7 triliun yang terdiri dari dua alokasi. Pertama, berasal dari anggaran Kemendikbudristek (APBN Pusat) senilai Rp1,3 triliun, dan kedua, sebesar Rp2,4 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2021.
Lebih lanjut, pembelanjaan TIK melalui APBN tahun 2021 senilai Rp1,3 triliun digunakan untuk memenuhi kebutuhan 12.674 sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SLB, yaitu untuk pembelian 189.840 laptop, 12.674 access point, 12.674 konektor, 12.674 proyektor, serta 45 speaker.