TIKTAK.ID – Ember Lab adalah developer game Kena: Bridge of Spirits yang siap diluncurkan di PS4 dan PS5. Ember Lab tidak hanya membuat game tersebut tampil dengan grafis memukau, namun musiknya pun keren dengan gamelan Bali.
Ember Lab sendiri didirikan pada 2019 silam oleh Mike dan Josh Grier, dan bermula sebagai studio animasi dan konten digital. Portofolio mereka meliputi iklan berbasis karakter dan animasi pendek untuk The Coca-Cola Company, Hisense, dan MLB.
“Kami berusaha agar dapat membuat cerita yang imersif melalui inovasi teknis, karakter yang menarik, dan dunia sinematik,” tulis Ember Lab, seperti dikutip detikINET dari situs resmi mereka, Senin (28/6/21).
Ember Lab berlokasi di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Sebagai bentuk kontribusi pada kemajuan teknologi, maka Ember Lab berinovasi dan menghadirkan sejumlah game, dan yang terbaru yakni Kena: Bridge of Spirits.
Game pertama yang Ember Lab kembangkan yaitu Crabs and Penguins, yang merupakan hasil kolaborasi mereka dengan Coca-Cola. Mulanya, pada 2011, Ember Lab sempat mengajukan konsep untuk iklan full CGI dan game iOS terintegrasi 60 detik kepada Coca-Cola.
Game itu menceritakan kepiting kecil yang berpetualang di lautan luas, untuk membawa kebahagiaan kepada teman-temannya. Awalnya, Crabs and Penguins dirancang untuk perangkat seluler yang berbasis iOS, seperti iPad 2, New iPad, dan iPhone 4S.
Setelah sukses dengan Crabs and Penguins, lantas Ember Lab kembali mengembangkan game terbaru mereka dan akan siap rilis pada tahun ini. Game yang diberi judul Kena: Bridge of Spirits itu akan segera merambah ke PS4 dan konsol generasi terbaru, yakni PS5.
Menariknya lagi, Ember Lab menyisipkan musik instrumental yang kaya akan nuansa Indonesia. Bahkan Ember Lab juga bekerja sama dengan musisi asal Bali.
Disusun dan diproduksi komposer Jason Gallaty, soundtrack game tersebut menampilkan musik tradisional Bali oleh Dewa Putu Berata yang dibawakan Gamelan Cudamani dari Pengosekan, Gianyar, Bali.
Saat wawancara dengan Game Informer, Gallaty mengaku bahwa dirinya mendengar musik gamelan Cudamani untuk mendapatkan inspirasi. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengajak kerja sama dalam membuat soundtrack Kena.