TIKTAK.ID – Pemerintah Amerika merampas sejumlah situs berita terkait negara Iran dengan alasan yang tak jelas pada Selasa, (22/6/21). Ini merupakan tindakan keras terhadap media Iran di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
Amerika merampas sekitar tiga lusin situs web, yang sebagian besar oleh Amerika dituduh terkait dengan upaya disinformasi Iran, kata seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim karena kasus tersebut belum diumumkan secara resmi oleh Pemerintah Amerika, seperti yang dilaporkan The Independent.
Kantor berita Pemerintah Iran, IRNA mengumumkan telah terjadi pengambilan paksa situs web oleh Pemerintah AS, tanpa memberikan informasi lebih lanjut.
Perampasan itu terjadi saat kekuatan dunia berebut untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 yang compang-camping dan hanya beberapa hari setelah kemenangan pemilihan presiden Iran, Ebrahim Raisi.
Pada konferensi pers pertamanya, Raisi mengesampingkan kemungkinan bertemu dengan Presiden Joe Biden atau bernegosiasi mengenai program rudal balistik Teheran dan dukungan terhadap kelompok Poros Perlawanan di regional.
Iran memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok Poros Perlawanan di wilayah tersebut, seperti Hizbullah Lebanon dan Houthi Yaman. Sehingga dituding berusaha untuk menggunakan pengaruhnya jauh dan melawan musuh-musuhnya.
Pada Selasa, ketika mengunjungi alamat beberapa situs, termasuk stasiun televisi berbahasa Inggris Iran Press TV, saluran berita satelit Al-Masirah yang dikelola oleh Houthi Yaman dan saluran berbahasa Arab TV Pemerintah Iran, Al-Alam, yang tampil adalah pemberitahuan Federal AS. Dikatakan situs web itu disita “sebagai bagian dari tindakan penegakan hukum” oleh Biro Industri dan Keamanan AS, Kantor Penegakan Ekspor dan Biro Investigasi Federal.
Pemerintah AS juga mengambil alih nama domain situs web berita Palestine Today, yang mencerminkan sudut pandang kelompok Poros Perlawanan Islam Hamas dan Jihad Islam yang berbasis di Gaza, mengarahkan situs tersebut ke pemberitahuan penghapusan yang sama.
Kelompok Houthi Yaman juga mengumumkan bahwa saluran berita satelit Al-Masirah dalam kondisi offline tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dikatakan saluran itu akan melanjutkan misinya untuk “menghadapi tindakan pembajakan Amerika dan Israel terhadap negara kita, dengan cara apa pun”.
Press TV yang diluncurkan pada Juni 2007, adalah layanan media berbahasa Inggris milik Pemerintah Republik Islam Iran Broadcasting. Tidak ada stasiun televisi atau radio swasta di Iran. Piring satelit, meski tersebar luas, juga ilegal. Itu membuat IRIB memonopoli gelombang udara domestik.
Marzieh Hashemi, seorang pembawa acara Press TV terkemuka muncul di hadapan dewan juri di Washington, mengatakan kepada The Associated Press bahwa saluran tersebut sedang berjuang untuk “mencari tahu alasan” penyitaan.
Saat ditayangkan di Iran, Press TV berfokus terutama pada urusan internasional melalui lensa bagaimana para pemimpin di Republik Islam melihat dunia. Kritik pedas terhadap kebijakan luar negeri Inggris dan Amerika adalah hal biasa.