TIKTAK.ID – Pertemuan antara Presiden AS dan Rusia di Jenewa, Rabu (16/6/21) tak banyak membuat kemajuan yang nyata, apalagi jika dibandingkan dengan pertemuan pertama, yakni pertemuan dengan presiden AS sebelumnya, pada 2018.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan ada ketidaksepakatan, namun ia mengatakan Rusia tidak menginginkan Perang Dingin yang baru.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan Biden adalah seorang negarawan berpengalaman dan keduanya “berbicara dalam bahasa yang sama”.
Pembicaraan keduanya berlangsung sekitar tiga jam, lebih cepat dari yang dijadwalkan, seperti yang dilaporkan BBC.
Biden memberi hadiah Putin kacamata hitam penerbang yang dibuat khusus, gaya yang disukai oleh Presiden AS. Tidak jelas apakah Putin memberi Biden hadiah.
Pada 2018, pemimpin Rusia itu memberi mantan Presiden Donald Trump bola sepak setelah pertemuan di Helsinki, Finlandia.
Kedua belah pihak sepakat untuk memulai dialog tentang pengendalian senjata nuklir. Mereka juga mengatakan akan mengembalikan Duta Besarnya ke Ibu Kota masing-masing -utusan itu ditarik untuk konsultasi pada Maret, setelah AS menuduh Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2020.
Namun, tak banyak kesepakatan tentang isu-isu lain, termasuk keamanan siber, Ukraina dan nasib pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang saat ini menjalani hukuman dua setengah tahun.
Biden mengatakan akan ada “konsekuensi yang menghancurkan” bagi Rusia jika Navalny meninggal di penjara.
Putin menepis kekhawatiran AS tentang Navalny, yang baru-baru ini melakukan mogok makan 24 hari.
Dia mengatakan Navalny telah mengabaikan hukum dan tahu dia akan menghadapi hukuman penjara ketika dia kembali ke Rusia setelah mencari perawatan medis di Jerman. Navalny mengatakan dia diracun dengan racun saraf atas perintah Putin -tuduhan yang dibantah Putin.
Dia mengatakan Rusia tidak ingin gangguan di wilayahnya sebanding dengan kerusuhan Capitol atau gerakan Black Lives Matter.
Biden menolak komentar Putin tentang Black Lives Matter sebagai “konyol”, dan mengatakan hak asasi manusia akan “selalu ada di atas meja”.
Mengenai serangan dunia maya, Putin menepis tuduhan tanggung jawab Rusia, dengan mengatakan bahwa sebagian besar serangan dunia maya di Rusia berasal dari AS.
Biden mengatakan dia memberi tahu Putin bahwa infrastruktur penting, seperti air atau energi, maka hal itu harus “dilarang” sebagai target peretasan atau serangan lainnya.
“Saya menatapnya dan berkata bagaimana perasaan Anda jika ransomware mengambil jalur pipa dari ladang minyak Anda? Dia mengatakan itu penting,” kata Biden, menambahkan bahwa jika Rusia melanggar “norma dasar” ini, AS akan membalas.
Kedua belah pihak berbeda tajam dalam hak asasi manusia, termasuk hak untuk melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes.