TIKTAK.ID – Parameter Politik Indonesia (PPI) mengungkapkan bahwa terdapat tren penurunan elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) 2024. Hal itu berbeda dengan elektabilitas tokoh Capres lainnya yang cenderung meningkat.
“Secara umum ada (survei) bulan Februari dan Mei, Prabowo agak sedikit turun (19,9% jadi 18,3%). Kemudian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo naik dari 13,9% menjadi 15,5%, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) naik (3,8% jadi 7,5%), dan Gubernur Jawa Tengah Ridwan Kamil dari 4,1% jadi 6,7%, dan seterusnya,” ujar Direktur Eksekutif PPI, Adi Prayitno melalui rilis survei yang bertajuk “Peta Politik Menuju 2024 dan Peta Politik Mutakhir” secara daring, Sabtu (5/6/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Menurut Adi, jika disimulasikan tren kenaikan dari 15 nama, maka salah satu nama yang agak sedikit naik adalah Ketua DPR, Puan Maharani. Ia memaparkan, dalam survei Februari 2021 0,8%, namun pada Mei 2021 Puan relatif naik menjadi 1,7%.
“Ya hampir 2%, mungkin tidak terlepas dari huru-hara politik yang belakangan terjadi di internal PDIP,” terang dosen UIN Jakarta tersebut.
Ia menjelaskan, meski mengalami peningkatan elektabilitas, tetapi di antara 3 besar elektabilitas Capres, yakni Prabowo, Ganjar dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hanya Ganjar yang masih memiliki popularitas di bawah 70%. Ia pun menilai hal ini menjadi evaluasi sekaligus peluang. Begitu pula dengan catatan elektabilitas Prabowo yang gap elektabilitasnya dengan Capres lain semakin rendah.
“Walaupun Prabowo elektabilitasnya masih paling tinggi, tapi dominasinya kian melemah. Keunggulan 8,2% pada Februari lalu menipis menjadi tinggal 1,8% pada Mei 2021,” tuturnya.
Sekadar informasi, sampel survei yang dilakukan PPI merupakan WNI yang berusia 17 tahun atau memiliki hak pilih. Terdapat sebanyak 1.200 responden diambil dengan metode simple random sampling dari 6.000 nomor HP yang dipilih secara acak dari kerangka sampel melalui wawancara tatap muka pada rentang waktu September 2017-Desember 2020, dan disesuaikan dengan proporsi populasi serta gender.
Margin of error survei tersebut sebesar +- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Pengambilan data dilakukan pada 23-28 Mei 2021, dengan metode telepolling menggunakan kuesioner yang dilakukan surveyor terlatih.