TIKTAK.ID – Lembaga survei Surabaya Survey Center (SSC) diketahui merilis hasil survei elektabilitas para Capres untuk Pilpres 2024 yang sudah beredar di masyarakat. Riset itu berdasarkan responden dari kalangan milenial.
Menurut Direktur Riset SSC, Edy Marzuki, nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhasil menyalip elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“AHY berada di atas Anies, hingga Ahok, dan Khofifah. AHY meraih angka 4.2 persen, kemudian nama-nama lain di atas masing-masing meraih 3.6 hingga 2.9 dan 2.7 persen,” ujar Edy, seperti dilansir Jpnn.com, (14/4/21).
Edy melanjutkan nama Menteri Sosial, Tri Rismaharini teratas dengan persentase 15 persen. Kemudian disusul oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang masing-masing mengantongi 10.8 persen dan 9.9 persen.
“Terdapat juga nama-nama lain seperti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Namun capaiannya tidak sampai 2.5 persen,” terang dosen di Universitas Yudharta Pasuruan tersebut.
Akan tetapi, Edy menilai bahwa ceruk di kalangan milenial untuk bursa Capres masih terbuka untuk meningkat. Ia menyebut dalam survey top of mind, sebanyak 67.6 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab. Sedangkan untuk survey elektabilitas, terdapat 41.4 persen responden yang memilih tidak tahu dan tidak menjawab.
“Ini adalah ceruk yang sangat potensial, mengingat Pilpres masih di tahun 2024,” imbuh Edy.
Sekadar informasi, SSC melakukan survei tersebut pada 5-25 Maret 2021 di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Ada sebanyak 1070 responden yang dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 3 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Populasi survei itu merupakan seluruh calon pemilih atau seluruh penduduk di Jawa Timur yang minimal sudah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.