TIKTAK.ID – Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly telah memutuskan Partai Demokrat di bawah komando Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kepengurusan yang sah. Meski akhirnya menang, namun mereka ternyata membuka pintu lebar bagi kepengurusan Kongres Luar Biasa (KLB), bahkan untuk Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko yang diangkat sebagai Ketua Umum tandingan.
Beberapa kader di bawah pimpinan AHY yang menyampaikan hal itu. Di hari yang sama pengumuman Kemenkumham atas status kepengurusan Moeldoko, Rabu (31/3/21), kader senior Rachland Nashidik menyatakan bahwa pihaknya akan membuka tangan dan menerima jika Moeldoko ingin masuk ke partainya. Bahkan ia mengaku siap mendukung Moeldoko untuk maju dalam Pilkada Jakarta pada 2024 mendatang.
“Ketua Bapilu @Andiarief_ akan membantunya, jika ia memang ingin maju berkompetisi secara sehat menjadi Cagub DKI Jakarta dalam pilkada mendatang. You are warmly welcome!” tulis Rachland, seperti dilansir Tirto.id.
Kemudian pada Senin (5/4/21), AHY mengaku bahwa dirinya akan memaafkan para kader yang hadir di agenda KLB di Deli Serdang pada awal Maret lalu. Ia mengatakan membuka pintu bagi siapa pun yang ingin bergabung lagi, usai mengungkapkan penyesalan kendati tindakan mereka sendiri tak akan dilupakan.
Mananggapi hal itu, Juru Bicara kubu KLB Muhammad Rahmad menegaskan, merekalah yang berniat mengusung AHY untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
Seperti diketahui, AHY sempat mengikuti laga Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu, melawan Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Ketika itu, AHY kalah di putaran pertama dan akhirnya Anies yang menang.
Lantas Rahmad menyinggung keputusan AHY keluar dari militer dan menjadi sipil untuk ikut ke dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Ia menganggap keputusan tersebut diambil demi ambisi sang ayah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Pak Moeldoko siap untuk menyalurkan kembali hasrat AHY dan SBY itu untuk maju kali kedua sebagai calon Gubernur DKI. Tentu perlu diuji terlebih dahulu, apakah tingkat popularitas dan elektabilitas AHY sudah bisa mengalahkan Anies Baswedan,” ucap Rahmad lewat keterangan tertulis, 4 April lalu.
Menurutnya, Moeldoko tidak memiliki orientasi mencari kekuasaan meski setuju diangkat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB. Ia mengklaim Moeldoko hanya ingin “menyelamatkan Demokrasi, menyelamatkan Indonesia Emas 2024”.