TIKTAK.ID – Pakar keamanan siber mengatakan bahwa sekitar setengah miliar data pribadi pengguna Facebook, termasuk nomor telepon mereka telah diretas dan diposting ke situs web yang digunakan oleh peretas tersebut.
Menurut Alon Gal, CTO dari firma intelijen dunia maya Hudson Rock, dari total jumlah itu, tercatat ada lebih dari 32 juta akun di Amerika Serikat, 11 juta di Inggris Raya, dan 6 juta di India.
Dalam beberapa kasus termasuk informasi detail terkait nama lengkap, lokasi, ulang tahun, alamat email, nomor telepon, dan status hubungannya.
Hudson Rock menunjukkan kepada CNN Business nomor telepon dua staf senior CNN yang termasuk dalam database yang diretas.
Kebocoran tersebut pertama kali dilaporkan oleh situs berita Insider.
“Ini adalah data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019. Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019,” kata Jubir Facebook, Andy Stone kepada CNN, Sabtu (3/4/21).
Facebook tidak mengatakan apakah mereka memberi informasi kepada pengguna yang terkena dampak pada saat itu.
Stone menambahkan, “Pada 2019, kami menghapus kemampuan orang untuk menemukan orang lain secara langsung menggunakan nomor telepon mereka di Facebook dan Instagram -sebuah fungsi yang dapat dimanfaatkan menggunakan kode perangkat lunak yang canggih, untuk meniru Facebook dan memberikan nomor telepon untuk menemukan pengguna yang memilikinya.”
Meskipun data ini berasal dari 2019, namun tetap dapat bermanfaat bagi peretas dan penjahat dunia maya seperti mereka yang terlibat dalam pencurian identitas.
Alon Gal dari Hudson Rock menunjukkan di Twitter bahwa cara data diurutkan dan diposting di situs peretasan minggu ini membuatnya jauh lebih mudah diakses oleh penjahat untuk dieksploitasi.
Seorang peretas etis dan CEO dari SocialProof Security, Rachel Tobac mengatakan kepada CNN, “Ini adalah bagian dari data yang dihabiskan oleh penjahat dunia maya untuk melakukan serangan rekayasa sosial (sejenis peretasan) -tetapi sekarang semuanya ada di satu tempat dan mudah diakses dalam kebocoran ini, yang membuat manipulasi psikologis lebih cepat dan mudah.”