TIKTAK.ID – Pihak berwenang di Arab Saudi dilaporkan telah menangkap ulama perempuan terkenal, Aisha Al-Muhajiri. Menurut Prisoners of Conscience, dia ditangkap karena dia terus berdakwah dan mengajar Al-Qur’an di rumahnya di kota suci Makkah.
Ulama perempuan berusia 65 tahun itu dilaporkan ditangkap oleh 20 anggota dinas intelijen Arab Saudi.
Prisoners of Conscience, organisasi yang melaporkan penangkapan dan penindasan Pemerintah Saudi terhadap aktivis dan tokoh masyarakat, melaporkan dua wanita lainnya ditangkap bersama Al-Muhajiri.
“Satu dari dua perempuan itu berusia 80 tahun, sementara keluarga seorang perempuan lainnya menolak untuk mengungkapkan informasi apa pun tentang dia,” kata organisasi tersebut, seperti dikutip dariMiddle East Monitor, Selasa (16/2/21).
Organisasi itu menambahkan bahwa setelah penangkapan mereka, siapa pun yang menanyakan tentang penahanan atau dakwaan juga akan ditangkap, termasuk anak-anak Al-Muhajiri sendiri.
“Kami mengonfirmasi bahwa anak-anak pendakwah Aisha Al-Muhajiri diancam dengan penahanan ketika mereka menanyakan tentang dia setelah dia ditangkap,” kata organisasi tersebut.
“Pihak berwenang dilaporkan mengatakan; ‘Kami akan menangkap siapa pun yang menanyakan tentang dia’,” lanjut organisasi Prisoners of Conscience mengutip ancaman pihak berwenang Arab Saudi.
Masih menurut organisasi itu, Al-Muhajiri ditahan di Penjara Dhahban dekat kota pesisir Jeddah.
Pemerintah Arab Saudi maupun otoritas terkait belum berkomentar atas laporan tersebut.
Sejumlah ulama, aktivis, dan kritikus rezim Arab Saudi telah ditangkap selama beberapa tahun terakhir. Bahkan ulama yang sangat dihormati dan terkenal pernah ditahan hanya karena mengomentari urusan terkini atau kebijakan Kerajaan, di antaranya adalah Aid Al-Qarni, Ali Al-Omari, Safar Al-Hawali, Omar Al-Muqbil, dan Salman al-Ouda. Banyak yang dikenal sebagai reformis dan karenanya dipandang sebagai ancaman oleh penguasa de facto Putra Mahkota, Muhammad Bin Salman.
Tindakan kerasnya terhadap cendekiawan Muslim yang telah lama menjadi suara utama di Arab Saudi merupakan upaya untuk mengekang pengaruh mereka. Inisiatif kebijakan luar negeri Muhammad Bin Salman dan upayanya yang keras untuk memodernisasi Kerajaan telah menjadi sasaran khusus para kritikus.
Bahkan para sarjana asing tidak lolos di bawah tindakan keras itu. Aimidoula Waili dari minoritas Muslim Uighur yang dianiaya di China ditangkap oleh otoritas Saudi pada November atas permintaan Pemerintah China. Setelah ditahan di China beberapa tahun lalu sebelum melarikan diri ke Turki, Waili dilaporkan berisiko dideportasi ke China.