TIKTAK.ID – Peluang majunya dua politisi kawakan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) sebagai bakal calon presiden 2024 seperti yang disampaikan oleh pengamat politik Refly Harun tidak bisa dipastikan secara presisi. Meski begitu, peluang Mega dan JK tetap terbuka luas, meski keduanya telah memasuki usia yang tak bisa lagi disebut muda.
Menurut Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab, jika berkaca dari kemenangan Mahathir Mohammad di Pemilu Malaysia dan Joe Biden di Pemilu Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu, tampaknya menjadi dorongan bagi kedua tokoh nasional Tanah Air tersebut. Ia menduga Mega dan JK mengikuti jejak Mahathir dan Biden untuk mencalonkan diri kembali dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Fadhli mengatakan masih kuatnya polarisasi politik di masyarakat menyebabkan isu ini menjadi santer berdengung. Oleh sebab itu, kata Fadhli, kedua tokoh ini dipersepsikan sebagai orang yang pro dan kontra terhadap Pemerintah. Namun Fadhli menyatakan jika Megawati dan JK bermaksud maju sebagai kandidat di Pilpres 2024, maka sah-sah saja karena konstitusi membolehkan hal itu.
Baca juga : Gerindra Minta Anies Baswedan Mundur, Pemuda Muhammadiyah Angkat Bicara
“Mungkin-mungkin saja, karena setiap figur yang berpotensi bisa saja menjadi kandidat, asalkan tetap sesuai aturan main,” ujar Fadhli, seperti dilansir SINDOnews, Senin (25/1/21).
Fadhli menilai jika melihat peluangnya, maka baik Megawati maupun JK lebih cocok menjadi King Maker ketimbang peserta Pilpres. Pasalnya, ia menyebut telah bermunculan banyak kandidat muda yang memiliki elektabilitas dan reputasi bagus.
“Peluangnya lebih besar menjadi King Maker daripada sebagai peserta,” tutur Analis Politik asal UIN Jakarta itu.
Baca juga : Rekening FPI Disebut Terkait Terorisme, Kuasa Hukum: Si Penuduh Harus Dicek Kejiwaannya
Fadhli menjelaskan, berdasarkan konstelasi politik terkini, kedua tokoh ini akan berbeda kubu di Pilpres 2024 mendatang. Sebab, lanjutnya, sedari awal persepsi itu sudah mengemuka akibat polarisasi politik di masyarakat tadi.
Ia mencontohkan, bisa saja Megawati bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi King Maker untuk duet Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S Uno yang didukung partai politik lainnya. Sementara JK dapat mendorong duet Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menarik koalisi partai lain.