TIKTAK.ID – Wanita berusia 85 tahun yang telah dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19, secara mengejutkan kembali ke panti jompo tempatnya dirawat. Ia dinyatakan meninggal sembilan hari, padahal prosesi pemakaman telah dilaksanakan, tulis sebuah surat kabar Spanyol pada Minggu (24/1/21).
Dilansir Reuters, sebelumnya keluarga Rogelia Blanco mendapat kabar bahwa pensiunan itu meninggal dunia akibat Covid-19 pada 13 Januari dan pemakamannya dilaksanakan pada hari berikutnya, tulis surat kabar La Voz de Galicia. Sesuai protokol kesehatan, maka keluarga tidak diperkenankan hadir di prosesi pemakaman.
Maka, ketika dia tiba dalam keadaan sehat walafiat kembali di rumah perawatan di Xove, Spanyol utara, yaitu sekitar 600 kilometer dari Madrid, pada hari Sabtu kemarin, membuat suaminya Ramón Blanco juga tinggal di panti itu terkejut, tulis surat kabar itu.
“Saya tidak percaya. Saya menangis, setelah kematian istri saya,” katanya seperti dikutip La Voz.
Ia menjelaskan bahwa yang meninggal adalah wanita yang berbagi kamar dengan Blanco.
Yayasan San Rosendo, yang menjalankan panti tersebut, mengatakan telah terjadi kesalahan ketika Blanco dan warga lainnya yang dites positif Covid-19 dipindahkan ke panti jompo lain pada 29 Desember untuk perawatan khusus, tulis surat kabar itu.
“Di antara orang tua yang dipindahkan adalah dua wanita yang ditempatkan di ruangan yang sama,” kata yayasan itu, menurut La Voz de Galicia. Mereka dipindahkan ke kediaman Os Gozos di Pereiro de Aguiar, 223 km dari Xove.
“Kesalahan identifikasi selama proses transfer dari Xove ke Pereiro de Aguiar menyebabkan kesalahan sertifikasi kematian pada salah satu dari mereka pada 13 Januari,” katanya.
Yayasan tersebut menyampaikan penyesalannya atas “insiden yang tidak menguntungkan itu”, kata surat kabar tersebut, mengutip pernyataan yang menambahkan: “Ini adalah peristiwa satu kali, di antara lebih dari 100 transfer yang telah dilakukan sejak Desember lalu ke Os Gozos.”
Pengadilan telah diinformasikan untuk memperbaiki kesalahan atas kematian Blanco, kata pernyataan itu. Sementara Yayasan tidak segera menanggapi permintaan wawancara Reuters untuk memberikan komentar.