TIKTAK.ID – Penghitungan ulang surat suara di negara bagian Georgia tetap memenangkan kandidat dari partai Demokrat, Joe Biden. Penghitungan suara ulang itu dilakukan karena lawan Biden di pemilihan presiden, Donald Trump menuntut kekalahannya dibatalkan di negara bagian, sebab dituduh ada kecurangan.
Dikutip dari BBC, Demokrat mengalahkan saingannya dari Partai Republik di Georgia dengan 12.284 suara, menurut audit yang diwajibkan oleh hukum negara bagian tersebut.
Pada Kamis (19/11/20) kemarin, Sekretaris Negara Bagian Georgia, Brad Raffensperger, mengatakan audit manual surat suara tidak mengubah kemenangan Biden di negara bagian tersebut.
“Audit bersejarah pertama di seluruh negara bagian Georgia menegaskan kembali bahwa sistem baru pemungutan suara dengan kertas aman di negara bagian itu yang secara akurat menghitung dan melaporkan hasil,” kata Raffensberger, dalam sebuah pernyataannya.
“Ini adalah penghargaan atas kerja keras para pejabat pemilihan kabupaten dan lokal kami yang bergerak cepat untuk melakukan dan menyelesaikan tugas penting dalam waktu yang singkat.”
Kemenangan Demokrat adalah yang pertama dalam pemilihan presiden di Georgia sejak Bill Clinton terpilih pada 1992.
Penghitungan ulang menemukan tingkat kesalahan tidak lebih dari 0,73% di negara mana pun dan margin kemenangan Biden atas Trump tetap di bawah 0,5%. Hasilnya akan disertifikasi pada Jumat nanti.
Penasihat hukum senior kampanye Trump, Jenna Ellis mengatakan audit telah berjalan “persis seperti yang kami harapkan” karena, katanya negara telah menghitung kembali surat suara ilegal. Tuduhannya itu disampaikan tanpa menyertakan bukti.
Tapi Gabriel Sterling, seorang Republikan yang berfungsi sebagai manajer implementasi sistem pemungutan suara Georgia, mengatakan kepada CNN pada Kamis kemarin bahwa: “Salah satu keluhan besar adalah mesin ini entah bagaimana membalik suara atau mengubah suara atau melakukan sesuatu. Mereka tidak melakukannya, setidaknya tidak di Georgia. Kami membuktikannya.”
Selama audit minggu ini, ditemukan hampir 6.000 suara yang tidak dikumpulkan -sedikit mengurangi keunggulan Biden- tetapi itu adalah hasil dari kesalahan manusia dan bukan penipuan, kata Sterling.
Biden mengatakan Trump tahu dia tidak akan menang dan telah menunjukkan tindakan “tidak bertanggung jawabnya yang luar biasa”.
Joe Biden akan mulai menjabat sebagai presiden AS ke-46, pada Januari 2021.
Margin kemenangan Biden dalam pemungutan suara publik secara keseluruhan mencapai lebih dari 5,9 juta. Kemenangannya dalam sistem Electoral College AS, yang menentukan siapa yang menjadi presiden, diproyeksikan 306 banding 232 -jauh di atas angka 270 yang dibutuhkan untuk menjadi pemenang.
Trump sejauh ini menolak untuk menyerah dan telah membuat tuduhan ngawur adanya kecurangan dalam pemilu, tanpa memberikan bukti apa pun.