TIKTAK.ID – Militer Korea Utara memamerkan rudal balistik antarbenua terbaru mereka dalam parade militer pada Sabtu (10/10/20). Oleh para ahli rudal itu disebut lebih besar dari senjata sejenisnya yang didemonstrasikan sebelumnya, tulis RT News.
Parade militer di Pyongyang pada Sabtu kemarin itu untuk menandai peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa, menurut rekaman yang disiarkan di televisi Pemerintah.
Empat ICBM dari varietas baru itu dibawa dengan kendaraan peluncur erektor 11 gandar. Rudal itu mungkin sistem senjata baru yang keberadaannya diisyaratkan oleh Pemerintah Korea Utara pada Desember tahun lalu.
Proyektil tersebut tampaknya adalah versi yang lebih besar dari Hwasong-15, ICBM yang melakukan pengujian pertamanya pada November 2017. Tes tersebut memicu kekhawatiran keamanan, karena para ahli menduga kemampuan jangkauan menyerangnya yang mampu mencapai benua Amerika.
Tidak ada rincian tambahan tentang kemampuan rudal baru yang dipamerkan oleh Pyongyang kemarin itu. Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, yang menyampaikan pidato selama acara tersebut, tidak menyebut nama Amerika sama sekali. Dia mengatakan, bagaimanapun, berjanji untuk lebih membangun kemampuan pencegahan negara.
Namun, peluncuran senjata baru itu bukanlah kejutan bagi para pengamat. Beberapa hari sebelum pawai dilakukan, media Korea Selatan mengatakan bahwa Pyongyang kemungkinan akan memamerkan senjata rudal balistik terbaru mereka pada parade itu, mengutip sumber.
Pyongyang juga mendemonstrasikan sebuah senjata yang tampaknya merupakan rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLMB), berlabel “Pukguksong-4A”, yang sebelumnya tidak digunakan. Korea Utara menguji jenis SLMB baru, Pukguksong-3, pada Oktober 2019, mendemonstrasikannya dengan kemampuan terbang setidaknya hingga 450 km.
Sistem pertahanan udara baru dan versi baru dari tank tempur utama juga ditampilkan untuk pertama kalinya selama parade militer Korea Utara itu.
Parade itu membuat Korea Selatan khawatir. Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Minggu (11/10/20) mengatakan pihaknya menyampaikan keprihatinan terkaat fakta bahwa “Korea Utara meluncurkan senjata termasuk apa yang dicurigai sebagai rudal balistik jarak jauh baru”.
Pernyataan Kementerian menuntut Korea Utara untuk mematuhi kesepakatan antar-Korea 2018 yang bertujuan untuk menurunkan tensi permusuhan dua Korea, tulis The Associated Press.
Sementara, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengeluarkan pernyataan terpisah yang mendesak Korea Utara untuk kembali ke perundingan guna menghasilkan kemajuan dalam komitmen masa lalunya untuk mencapai denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea.
Setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional, anggota dewan di Korea Selatan mengatakan mereka akan terus menganalisis signifikansi strategis dari sistem senjata Korea Utara yang diungkapkan Sabtu kemarin dan meninjau kemampuan pertahanan Korea Selatan.