TIKTAK.ID – Sambil menyertakan link berita dari salah satu media yang memuat pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mencuitkan olok-olok tajam, “Tata kata oh tata kata..!!” diiringi tagar #PenangananCovidDKITerburuk lewat akun Twitter-nya pada Minggu (13/9/20) sore.
Serentak netizen menduga nyinyiran “tata kata” itu muncul akibat otak Ferdinand gagal memahami kalimat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang menyatakan “Tingkat kematian turun tapi jumlah orang yang meninggal meningkat”.
Tak ayal, Ferdinand pun mendadak jadi bulan-bulanan dan sasaran bully netizen, yang rata-rata menyangsikan tingkat pendidikan dan kemampuan otaknya. Pasalnya, dalam berita yang linknya disertakan Ferdinand, sudah ada penjelasan gamblang yang disampaikan Anies terkait pernyataannya tersebut.
Baca juga : Tiru Airlangga Sudutkan Anies, Rocky Gerung Sebut Ridwan Kamil dan Bima Arya Ikut ‘Orkestrasi ala Preman’
Itulah sebabnya mayoritas netizen merasa geregetan dan kesal dengan nyinyiran Ferdinand, lalu mengajarinya cara “paling sederhana” agar bisa mencerna pernyataan Anies tersebut.
“Jgn nyalahin org pinter kalo bodoh. Tingkat kematian itu persentase dimana ada pembagi yaitu jumlah total yg kena. Sedangkan jmlh kematian adalah angka yang mati tnpa peduli hal lain. Kl jumlah kematian naik sdgkan tingkt kematian turun, ARTINYA YG KENA LEBIH BYK LAGI! Gmn sih”, protes salah satu netizen menanggapi cuitan Ferdinand.
“Nggak ada yg salah dgn kalimat Anies Baswedan. Contoh. Th 2019, pasien DBD di kampungmu, 1000 dgn tingkat kematian 10%, berarti jumlah yg meninggal 100 orang. Sedangkan th 2020, pasiennya 5000 dgn tingkat kematian 5%, berarti yg meninggal 250 orang. Banyakan mana yg meninggal?” sambung netizen yang lain.
Baca juga : Benarkan MUI Hanya LSM, Ngabalin: Pengurus yang Main Politik dan Hujat Pemerintah Keluar Saja dari Sana
Tak cukup sampai di situ, ada juga yang tak kalah “sabar” mengajari Ferdinand dengan menyatakan, “Maksudnya begini: Tingkat kematian => fatality rate. Cth. Meninggal 1000 dari yg positif 10.000, maka fatality rate 10%. Kalau yg meninggal 1.500, dr kasus positif 30.000, maka fatality rate 5% (turun), tapi jumlah yg mati naik 500. Mudah2an paham”.
Bahkan ada pula yang sampai rela bersusah-susah memberikan ilustrasi semacam contoh soal demi membuat Ferdinand “tak susah memahami” istilah statistik yang disampaikan Anies.
“Gw bantu jelasin ya, biar gak bego2 amat. Contoh soal ya: Mati ÷ Total terpapar = Tingkat Kematian. 100 ÷ 1.000 = 10%. 150 ÷ 3.000 = 5%. Yg mati bertambah dari 100 ke 150, tapi Tingkat Kematian turun dr 10% ke 5%. Clear? Kalau blm ngerti jg, besok ikut remedial. Oh ya, SMA anda dimana?” tanya netizen tersebut menyindir balik Ferdinand.
Baca juga : Refly Harun Apresiasi Cara Anies Ambil Keputusan Cepat Hanya dengan Mencermati Gestur Jokowi
Sementara itu, senada dengan pendapat netizen yang ramai-ramai “menguliahi” Ferdinand, aktivis media sekaligus penggagas Don Adam Channel, lewat akun @DonAdam68 bahkan tanpa basa-basi langsung menyebut Ferdinand sebagai “pengurus partai Demokrat terbodoh yang pernah ada”.