TIKTAK.ID – Margarin dan mentega memiliki komposisi yang berbeda, sehingga kandungan gizinya tak sama.
Umumnya, mentega digunakan untuk menggoreng, membuat saus, kue atau kue kering. Sedangkan margarin terbuat dari lemak nabati, seperti minyak kelapa sawit, dan memiliki tekstur yang lebih padat dengan warna lebih kuning daripada mentega.
Diketahui, mengonsumsi mentega secara berlebihan dapat menyebabkan penyakit jantung. Oleh sebab itu, muncul margarin sebagai pengganti mentega yang dinilai lebih sehat karena terbuat dari minyak nabati.
Seperti dikutip Kumparan.com dari Healthline, margarin dan mentega sebenarnya mempunyai manfaat kesehatan, namun juga bisa menjadi penyebab munculnya penyakit.
Lalu, mana yang lebih sehat antara margarin dan mentega?
Margarin
Bahan utama yang terkandung dalam margarin yakni minyak nabati. Sebagian besar jenis margarin mengandung polyunsaturated fat atau lemak tak jenuh ganda yang tinggi, dan jumlahnya tergantung pada sumber minyak nabati yang digunakan.
Lemak tak jenuh ganda dianggap sehat dan memiliki manfaat untuk jantung; dibandingkan dengan saturated fat atau lemak jenuh.
The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2009, melaporkan bahwa terdapat penurunan risiko masalah jantung 17 persen ketika mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh ganda. Tetapi tidak ada efek signifikan pada risiko kematian akibat penyakit jantung.
Kemudian beberapa margarin diperkaya dengan fitosterol atau stanol yang terdapat dalam minyak nabati. Margarin dengan kandungan tersebut bisa membantu menurunkan kolesterol jahat atau Low-Density Lipoprotein (LDL) dalam jangka pendek; serta meningkatkan kolesterol baik atau High-Density Lipoprotein (HDL).
Akan tetapi, proses pembuatan margarin yang mengalami proses pemadatan membuatnya tinggi kandungan lemak trans. Jika dikonsumsi berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan kronis lainnya.
Mentega
Manfaat kesehatan mentega tergantung pada makanan utama si sapi. Mentega dari sapi yang diberi makan rumput memiliki beberapa kandungan nutrisi yang tidak ditemukan pada makanan lain.
Mentega dari sapi tersebut lebih kaya nutrisi ketimbang dari sapi yang diberi pakan biji-bijian, karena mengandung beberapa nutrisi; antara lain vitamin K2, butirat asam lemak, dan omega-3.
Studi dari The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2008 menunjukkan bahwa vitamin K2 dalam mentega memiliki sifat antikanker dan membantu menurunkan persentase lemak tubuh. Butirat asam lemaknya serupa dengan yang diproduksi oleh bakteri di usus, yang dapat melawan peradangan, meningkatkan kesehatan pencernaan, dan membantu mencegah penambahan berat badan.
Meski begitu, mentega dinilai berbahaya karena tinggi lemak jenuh. Mentega terdiri dari sekitar 50 persen lemak jenuh; dan sisanya sebagian besar adalah air dan lemak tak jenuh.