TIKTAK.ID – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali mengungkapkan untuk meraih prestasi olahraga layaknya negara lain, harus ada pembibitan atlet yang dimulai sejak dini. Ia pun menilai usia ideal untuk memulai proses tersebut sejak seorang anak baru masuk SD atau ketika usianya menginjak 6 tahun.
Meski begitu, Zainudin menyebut porsi pembinaan yang diberikan oleh anak-anak di rentang umur 6 tahun masih harus menyesuaikan dengan jiwa anak-anaknya atau masih porsi main-main. Sebab, kata Zainudin, pada saat itu mereka masih berada di masa pertumbuhan dan lebih senang untuk bermain.
“Tidak boleh misalkan porsi latihan untuk orang dewasa atau junior diterapkan sama, itu gak boleh. Bentuk-bentuk olahraga yang akan mereka geluti nanti itu harus lebih banyak diberikan dalam bentuk-bentuk permainan,” ujar Zainudin dikutip dari acara Blak-blakan yang tayang di detikcom, Rabu (9/9/20).
Kemudian Zainudin juga menyatakan perlu adanya penanaman disiplin, karakter, dan mental yang kuat secara perlahan. Ia menjelaskan, setelah mulai mengenal olahraga yang ingin digeluti, mulailah pada umur 10 atau 11 tahun, anak-anak tersebut bisa mulai ditempa agar bisa menghasilkan bibit atlet terbaik.
Zainudin menyebut dalam menjalankan proses tersebut, Kemenpora tidak bisa berjalan sendirian. Menurutnya, harus ada kolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu lintas kementerian/lembaga maupun pihak swasta.
“Misalnya kita meminta Kementerian lainnya, seperti Kementerian Pendidikan, berarti anak-anak (sekolah) itu harus diajak bekerja sama. Jadi lebih berpikir bahwa kalau kita kreatif dan punya inovasi yang bagus, maka pasti akan dapat sambutan,” terang Zainudin.
Zainudin mengklaim Kemenpora tidak mempunyai anggaran yang besar terkait pembinaan ini. Namun dengan program yang benar dan kreatif, ia pun mengaku optimis hal tersebut bisa dilakukan.
“Anggaran yang besar, tidak menjamin untuk kita bisa melakukan itu (pembibitan usia muda), tetapi kemampuan kita dengan anggaran yang ada itu akan lebih (bisa dijalankan),” ucapnya.
Ia melanjutkan, bukan berarti tidak ada tantangan lainnya untuk menjalankan misi pembinaan usia muda dengan minimnya prasarana olahraga yang ada di berbagai sekolah. Ia menegaskan, Kemenpora siap untuk menjalin kerja sama dengan Kemendikbud dengan langsung menyentuh ke masalahnya dan memfokuskan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing sekolah.