TIKTAK.ID – Setelah Uni Emirat Arab (UEA), kini giliran Kosovo akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara itu, Serbia mengatakan akan memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Yerusalem. Kedua kesepakatan itu terjadi ketika dua negara dengan penduduk mayoritas Muslim itu melakukan pembicaraan yang didukung Amerika di Washington.
Sebelumnya pada Jumat 2 September, Kantor pers Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan pengakuan negaranya atas negara Kosovo dan menjadikan Israel sebagai negara anggota PBB ke-98 yang mengakui provinsi bekas Serbia itu. Sedangkan Kosovo akan menjadi salah satu mayoritas Muslim yang mengakui adanya negara Israel, tulis RT News.
Keputusan itu diumumkan ketika Presiden Serbia, Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo, Avdullah Hoti bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Gedung Putih untuk membahas normalisasi hubungan ekonomi mereka, dua dekade setelah konflik yang menghancurkan di antara mereka berakhir dengan kampanye pemboman NATO melawan Serbia.
“Sungguh, ini hari yang bersejarah,” kata Trump, berdiri di samping kedua pemimpin di Oval Office. “Saya berharap untuk mengunjungi kedua negara itu dalam waktu dekat.”
Selain itu, Vucic setuju untuk memindahkan Kedutaan negaranya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, kata Trump. Presiden Amerika itu memindahkan Kedutaan Amerika ke Yerusalem pada 2018, sebuah langkah yang membuat marah warga Palestina, yang mengklaim kota itu sebagai Ibu Kota mereka dan menganggap kehadiran Israel di sana sebagai pendudukan.
Bulan lalu, Trump memediasi kesepakatan antara Israel dan Uni Emirat Arab yang membuat UEA membatalkan boikot selama puluhan tahun terhadap Israel dan menormalisasi hubungan dua negara dengan imbalan penghentian pencaplokan sebagian wilayah di Tepi Barat Palestina oleh Israel.
Saat penerbangan langsung pertama dari Israel ke UEA lepas landas pada akhir Agustus lalu, Netanyahu mengisyaratkan bahwa akan “lebih banyak” kesepakatan yang terjadi akan datang antara negara-negara Muslim dengan Israel. Bahkan Trump membuat klaim serupa pada Jumat kemarin, dengan menyombongkan diri bahwa “lebih banyak negara Islam dan Arab akan segera menyusul!”