TIKTAK.ID – Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan ada pihak-pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari uji usap Covid-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Mantan Wakil Ketua DPR itu pun menyesalkan adanya rumah sakit yang mengambil kesempatan dalam kesempitan terkait uji usap PCR tersebut.
Fadli Zon menyatakan hal semacam ini merupakan tindakan mengambil keuntungan dari kesusahan.
“Kesempatan dalam kesempitan, keuntungan dari kesusahan,” tulis Fadli melalui akun @fadlizon di Twitter, seperti dilansir Jpnn.com, Sabtu (5/9/20).
Baca juga : Ternyata Begini Jawaban Enteng Jokowi Saat Ditagih Soal Kejelasan Kocok Ulang Menteri
Kemudian Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu menyebut ada rumah sakit yang seenaknya menentukan harga uji usap PCR karena tidak ada standar aturan terkait berapa yang seharusnya dibayar masyarakat.
“Kenapa rumah sakit bisa seenaknya menentukan harga? Karena tak ada aturan mengenai harga PCR,” ujar Fadli Zon.
Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal (Letjen) Doni Monardo menyebut ada rumah sakit yang mematok harga tes usap (swab) menggunakan metode PCR di atas Rp2,5 juta. Padahal, Doni mengungkapkan harga asli swab PCR di kisaran Rp500 ribu.
“Ada rumah sakit yang mematok harga PCR swab hingga di atas Rp2,5 juta. Padahal harga rutin atau harga yang biasa kami lihat tidak pernah lebih Rp500 ribu per unit atau per pemeriksaan spesimen,” terang Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Kamis (3/9/20).
Halaman selanjutnya…