TIKTAK.ID – Kehidupan beragama di Indonesia yang majemuk lagi-lagi diterpa ujian. Kali ini, ujian itu datang dari media penyiaran TV One melalui program “Fakta” yang ditayangkan pada Senin malam, 31 Agustus 2020, lalu. Sungguh, TV One telah membuat insan beragama di Tanah Air terkejut sekaligus geram bukan main.
Demikian disampaikan Co-Founder Kalam Institute, Dede Azwar Nurmansyah lewat Surat Terbuka yang diterima sejumlah awak media, Jumat (4/9/20) malam.
Menurut Dede, tayangan “Fakta” bertema “Ramai Penolakan, Syiah Tetap Berjalan” itu amat bermasalah dari banyak aspek, dus bias dan penuh distorsi. Akibatnya, “Fakta” pun cenderung melawan fakta dan cita kebersamaan, kerukunan, dan kedamaian, hidup beragama yang menjadi salah satu pilar utama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selaku penggiat Media Coaching Center, Kalam Institute pun menyesalkan, karena di tengah situasi sensitif dan kerentanan sosial yang dipaksakan, baik oleh oknum internal maupun eksternal, serta kebutuhan Indonesia kepada segala bentuk perekat bangsa, TV One sebagai lembaga penyiaran yang memanfaatkan frekuensi publik justru menayangkan acara yang dapat dikategorikan sebagai tidak bertanggung jawab, tidak profesional, bahkan hina.
Baca juga: Meski Elektabilitasnya Berada di Puncak, Haikal Hassan Sebut ‘Tidak Etis’ Prabowo Kembali Nyapres
“Bagaimana bisa TV One begitu nekat dan sengaja menyampaikan ‘informasi keliru dan menyesatkan’ kepada audiens dengan cara menghadirkan narasumber yang tidak kompeten dan seting acara yang cenderung tendensius?” tanya Dede lebih lanjut dalam Surat Terbuka yang ditulisnya. “Jelas, tayangan itu menista fakta yang benar-benar faktual dan akhirnya jatuh menjadi ‘Fakta’ sebagai sekadar kemasan dan sebutan,” imbuhnya.
Masih dalam SURAT TERBUKA: Kritik atas Tayangan “Fakta” TV One yang ditulisnya, Dede yang merupakan jurnalis senior dan pemerhati media itu menyampaikan “gugatannya” lebih lanjut kepada TV One.
“Terlalu besarkah syahwat mengejar rating dan motif komersial TV One sampai-sampai tega merengut kehormatan sejumlah besar anak bangsa yang berhak menikmati kebebasan yang sama dalam hal beragama dan berkeyakinan?
Baca juga: Otak alias Dalang Aksi Penyerangan Acara Midodareni Solo Akhirnya Terungkap
Halaman selanjutnya…