TIKTAK.ID – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon ikut angkat bicara terkait pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Puan Maharani mengenai Sumatera Barat (Sumbar) dan Pancasila.
Sebelumnya, Puan sempat memicu polemik terkait ucapannya ketika mengumumkan nama pasangan calon Kepala Daerah untuk Pilkada Sumbar, Selasa (2/9/20). Cucu Proklamator RI tersebut diketahui melontarkan pernyataan “semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila”.
Hal itu pun memancing reaksi berbagai pihak, termasuk Fadli Zon.
Secara implisit, Fadli mengatakan ragu dengan pemahaman Puan akan sejarah.
“Hanya orang-orang yang tidak membaca dan mengerti sejarah yang masih bisa meragukan masyarakat Sumatera Barat mendukung Pancasila,” ujar Fadli melalui akunnya di Twitter, Kamis (3/9/20), seperti dilansir JPNN.com.
Kemudian Wakil ketua DPR periode 2014-2019 itu memaparkan sejumlah tokoh dari Sumatera Barat yang menjadi Bapak Bangsa dan ikut merumuskan Pancasila.
Baca juga : Curhat Terbuka Soal ‘Dipanas-panasi’, Kode Megawati Masih Incar Posisi Presiden RI?
“Terdapat tiga orang Minang hebat di belakang perumusan Pancasila dan UUD 1945, yakni Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, dan H Agus Salim. Bahkan Bung Hatta merupakan salah seorang Proklamator,” terang Wakil Ketua Umum Gerindra itu.
Senada dengan Fadli, anggota DPD RI asal Sumbar, Emma Yohana, mengaku tak nyaman dengan pernyataan Puan.
“Secara pribadi maupun sebagai anggota DPD RI asal Sumatera Barat, tentu saya tidak nyaman dengan pernyataan itu. Sebab, terkesan masih meragukan komitmen Sumatera Barat terhadap negara Pancasila,” ucap Emma di Padang, mengutip Detik.com, Kamis (3/9/20).
Baca juga : Janji-janji Muluk Amien dan Mumtaz Rais di Dunia Politik
Selain itu, Emma menilai pernyataan tersebut telah memposisikan Sumbar sebagai pendatang baru di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut, peraih suara terbanyak dalam Pileg DPD RI di Sumbar tahun 2019 itu menyatakan Pancasila di Sumbar bukan lagi menjadi komoditas politik. Pasalnya, kata Emma, keseharian masyarakat Sumbar yang dihuni oleh mayoritas etnis Minang, sudah mengimplementasikannya secara sungguh-sungguh.
“Kami di Sumbar ini tidak ada yang merasa lebih Pancasilais, karena Pancasila itu sudah ibarat pakaian harian kami. Bahkan, sebelum Pancasila ini dirumuskan oleh Bung Karno, etnis Minang sudah terlebih dulu mengamalkan Pancasila itu dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Emma.