TIKTAK.ID – Pakar gestur memperhatikan ekspresi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada saat mengutarakan tentang aparat penegak hukum yang menakut-nakuti dan memeras. Melalui ekspresi yang terpancar, Jokowi dipandang tengah menyindir pihak penegak hukum tertentu.
“Hipotesis saya, jika ada peristiwa yang pernah terjadi, maka ekspresi menyindir itu menjadi relevan,” ujar pakar gestur, Handoko Gani sebagaimana dilansir detikcom, Kamis (27/8/20).
Handoko adalah satu-satunya trainer interview dan analisis perilaku (human lie detector) dari latar belakang sipil yang mempunyai otorisasi pemakaian alat layered voice analysis (LVA).
Dia menganalisis ekspresi Jokowi yang terekam melalui video “Aksi Nasional Pencegahan Korupsi, Istana Kepresidenan Bogor, 26 Agustus 2020” yang ditayangkan dalam saluran YouTube Sekretariat Presiden. Ekspresi menyindir dideteksi Handoko saat memasuki menit 25:56. Jokowi mengutarakan kalimat, “Jangan pernah manfaatkan hukum…”
“Ini sambil nyinyir, ngejek, nyindir,” ungkap Handoko.
Dalam momen tersebut, dia mendapati ekspresi berkode AU R10B dalam Facial Action Coding System (FACS) yang berartikan menyindir, nyinyir, dan mengejek. Walaupun ada juga yang tengah menjadi misteri merupakan objek sindiran Jokowi.
Baca juga : Jokowi: Omnibus Law Bakal Buat Indonesia Bebas Korupsi
“Jika bicara institusi, jelas telah disebutkan, yakni penegak hukum dan pengawas. Menurut saya ini butuh diperjelas. Siapa penegak hukum yang disindir Jokowi?” sebut Handoko menyoal yang dimaksudkan.
Dia menganalisis, sindiran tersebut tak muncul tanpa maksud. Terdapat konteks yang melatarbelakangi sindiran tersebut yang ujungnya mewujud sebagai ekspresi AU R10B Jokowi. Handoko menduga Jokowi telah tahu perihal terjadinya peristiwa penegak hukum menakut-nakuti dan memeras pejabat.
Seperti dijelaskan dalam laman resmi PresidenRI.go.id yang ditayangkan Rabu (26/8/20) terdapat tiga agenda besar dalam Aksi Nasional Pencegahan Korupsi yaitu pembenahan regulasi nasional, peningkatan kampanye literasi antikorupsi di tengah masyarakat, dan reformasi birokasi.
Baca juga : Jadi Bahan Sindiran Megawati, Ternyata Hanya Segini Elektabilitas Gatot Nurmantyo
Jokowi pun menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak agar saling membantu menyamakan visi dan memadukan langkah dalam melaksanakan tiga agenda besar itu sembari membangun pemerintahan yang efektif, efisien, inovatif, serta bebas dari korupsi.