TIKTAK.ID – Sebuah kesepakatan yang dijuluki sebagai “terobosan diplomatik bersejarah” diumumkan pada 13 Agustus kemarin. Yaitu ditekennya kesepakatan hubungan diplomatik antara Israel dengan negara Teluk pertama, Uni Emirat Arab (UEA). Presiden Amerika Serikat mengaku berperan penting atas terjalinnya hubungan dua negara, namun ternyata di balik itu ada tangan-tangan Mossad pada terciptanya hubungan itu.
Beberapa outlet media mengabarkan jika Mossad adalah pemain kunci kesepakatan normalisasi UEA dan Israel. Bos Mossad, Yossi Cohen disebut wira-wiri ke Abu Dhabi melakukan koordinasi untuk membawa hubungan antara dua rezim yang telah lama menjalin hubungan backstreet, kini diumumkan resmi, tulis Sputnik, Jumat (14/8/20).
Sejumlah outlet mengklaim bahwa kerja sama antara Tel Aviv dan Abu Dhabi kian lengket kala bersama-sama memerangi pandemi virus Corona. Saluran 12 Israel dan The New York Times melaporkan bahwa bos Mossad bolak-balik ke UEA untuk mengatur pengiriman persediaan medis secara rahasia.
Sementara itu, kantor berita Walla dengan mengutip sumber anonim mengatakan bahwa terobosan untuk membuka hubungan diplomatik secara resmi antar dua rezim ini baru tercapai dua bulan lalu. Alasannya, katanya Abu Dhabi khawatir rencanan aneksasi Tel Aviv ke wilayah Tepi Barat, karenanya Abu Dhabi menyampaikan kepada Amerika untuk menawarkan normalisasi hubungan bilateral dengan imbalan Israel membatalkan rencana aneksasinya.
“Kami telah membicarakan hal ini selama lebih dari setahun, tetapi masalah pencaplokan menciptakan situasi yang membuat kesepakatan menjadi lebih bisa dicapai,” kata seorang pejabat Gedung Putih.
Sebagai broker, Amerika meneruskan tawaran Abu Dhabi yang langsung disambut sukacita oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Setelah itu, bos Mossad mulai sibuk merundingakan detail kesepakatan dengan UEA.
Laporan mengenai keterlibatan Mossad secara samar-samar dikonfirmasi oleh pernyataan dari Kantor Perdana Menteri yang mengatakan bahwa Netanyahu berterima kasih kepada Cohen “atas bantuan Mossad selama bertahun-tahun dalam mengembangkan hubungan dengan negara-negara Teluk”, yang mengakibatkan kesepakatan itu ditandatangani.
UEA menjadi negara ketiga di antara negara-negara Arab dan merupakan negara pertama di Teluk yang bersahabat dengan Israel. Namun, sepertinya ini bukan negara terakhir. Netanyahu, Presiden Trump, dan penasihatnya untuk proses perdamaian Timur Tengah Jared Kushner semuanya telah mengisyaratkan bahwa negara-negara kawasan lain mungkin akan mengikuti jejak UEA, bahkan mungkin dalam beberapa hari mendatang.
The New York Times mengklaim bahwa Cohen tidak hanya melakukan perjalanan ke Abu Dhabi, tetapi juga telah terlibat dalam negosiasi dengan Arab Saudi dan Qatar.
The Times of Israel juga mengutip “pejabat senior Israel” yang mengklaim bahwa Bahrain akan menjadi negara Teluk berikutnya yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.