TIKTAK.ID – Tim penyelamat di Libanon terus berjuang mencari lebih dari seratus orang yang diduga hilang setelah ledakan besar meluluhlantakan wilayah pelabuhan ibukota Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Ledakan terjadi pada pukul 18.00 waktu setempat setelah sebelumnya terjadi kebakaran hebat di pelabuhan. Sedikitnya 100 orang meninggal dan 4 ribuan lainnya luka-luka. Sangking besarnya ledakan, hingga terasa sejauh 240 kilometer di pulau Mediterania timur, Siprus.
Presiden Michel Aoun mengatakan ledakan terjadi akibat 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan dengan tidak aman di sebuah gudang. Amonium nitrat biasa digunakan sebagai pupuk untuk pertanian dan sebagai bahan peledak.
Baca juga: Pasukan Israel Baku Tembak dengan Hizbullah di Perbatasan
Presiden Aoun menyatakan hari berkabung di Libanon selama tiga hari yang dimulai sejak Rabu ini. Dalam pembukaan rapat darurat dia mengatakan: “Tak ada kata yang dapat menggambarkan kengerian yang melanda Beirut semalam, mengubahnya menjadi kota yang dilanda bencana”
“Di tengah asap, api, dan penghancuran semalam, saya ingin memuji semangat warga Libanon yang bergegas ke lokasi ledakan dan perimeter serta rumah sakit untuk menawarkan dukungan dan bantuan,” tambahnya.
Seorang saksi mata, Hadi Nasrallah mengatakan bahwa dia melihat api namun tak menduga bila akan terjadi ledakan. “Aku kehilangan pendengaran selama beberapa detik, aku tahu ada sesuatu yang salah, dan kemudian tiba-tiba kaca seluruh mobil pecah, mobil-mobil di sekitar kita, toko-toko, gedung-gedung. Hanya kaca yang turun dari seluruh penjuru bangunan,”katanya kepada BBC.
Halaman selanjutnya…