TIKTAK.ID – Taliban mengatakan siap melakukan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan usai liburan Hari Raya Idul Adha, dengan syarat pertukaran tahanan seperti yang disetujui sebelumnya selesai dilakukan, tulis Al-Jazeera.
Tawaran damai dengan syarat ini menandai kesempatan pertama untuk kedua belah pihak yang bertikai untuk memulai negosiasi yang telah melewati batas kesepakatan sejak 10 Maret lalu.
Pernyataan itu disampaikan pada Kamis kemarin di tengah melonjaknya kekerasan yang mengancam gagalnya upaya untuk membawa Kabul dan Taliban ke meja perundingan dan berusaha mengakhiri perang Afghanistan yang hampir dua dekade dan didukung Amerika itu.
“Taliban kemungkinan … siap untuk memulai negosiasi intra-Afghanistan segera setelah Idul Adha kalau-kalau proses pembebasan tahanan selesai,” kata Juru Bicara Taliban, Suhail Shaheen melalui akun Twitter-nya.
Dia menambahkan bahwa Taliban siap untuk mebebaskan tahanan pasukan keamanan Afghanistan yang tersisa dalam tahanan mereka, selama Kabul membebaskan semua tahanan Taliban “sesuai daftar kami yang telah dikirimkan” kepada mereka.
Belum ada tanggapan langsung dari Pemerintah Kabul terkait pernyataan Taliban itu.
Pertukaran tahanan menjadi salah satu syarat yang telah disepakati antara Amerika dan Taliban, namun menjadi masalah utama jelang pembicaraan damai karena kedua belah pihak, Kabul dan Afghanistan belum sepenuhnya membebaskan tahanan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati.
Pemerintah Afghanistan seharusnya membebaskan hingga 5.000 tahanan Taliban, sementara kelompok bersenjata itu berjanji untuk membebaskan 1.000 pasukan keamanan Afghanistan dalam tahanan mereka, menurut perjanjian Amerika-Taliban.
Kabul telah memprotes pertukaran itu karena menganggap banyak di antara tahanan Taliban adalah pejuang berbahaya yang bisa saja kembali ke medan perang.
Sejauh ini, Kabul telah membebaskan sekitar 4.400 tawanan Taliban. Sementara Taliban mengaku telah membebaskan 864 pasukan keamanan Pemerintah.
Di tengah rencana pembicaraan perundingan damai yang terus tersendat karena persoalan pertukaran tahanan, tingkat kekerasan terus melonjak di seluruh Afghanistan, bahkan Taliban hampir setiap hari melakukan serangan ke pasukan keamanan.
Namun, salah satu serangan udara pasukan Afghanistan pada pekan ini mendapat sorotan paling tajam setelah menewaskan delapan warga sipil dan 16 lainnya luka-luka.
Serangan itu menghantam sekelompok orang yang berkumpul di provinsi Herat barat untuk merayakan pembebasan seorang komandan Taliban dari penjara pada Rabu kemarin, kata seorang pejabat kepada kantor berita AFP.
“Serangan udara dilakukan selama upacara dan warga sipil yang berpartisipasi termasuk di antara mereka yang tewas,” kata Gubernur Distrik di daerah serangan itu terjadi, Ali Ahmad Faqir Yar.
Namun, Kementerian Pertahanan membantah laporan itu dan mengatakan tidak satu pun dari mereka yang tewas adalah warga sipil.
Pasukan Afghanistan telah melakukan serangan “berdasarkan foto dan video intelijen”, kata Kementerian itu.
“Investigasi Kementerian Pertahanan sedang berlangsung, tetapi informasi awal menunjukkan bahwa tidak ada warga sipil yang terbunuh,” katanya.