TIKTAK.ID – Korea Utara mengingatkan Korea Selatan untuk tak ikut campur dalam urusan Pyongyang. Hal ini disampaikan beberapa hari setelah Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menawarkan untuk menengahi pertemuan antara Kim dan Trump. Dia menyarankan kedua pemimpin untuk bertemu kembali sebelum pemilihan Amerika pada November nanti.
Pada Selasa (7/7/20), Direktur Jenderal untuk Urusan Amerika di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kwon Jong Gun mengatakan Seoul salah menafsirkan pernyataan Korea Utara sebelumnya yang menepis rumor sebelum waktunya, tentang pertemuan puncak lain antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
“Ini adalah waktu bagi (Korea Selatan) untuk berhenti mencampuri urusan orang lain, tetapi tampaknya tidak ada obat atau resep untuk kebiasaan buruknya,” kata Kwon dalam sebuah pernyataan melalui kantor berita resmi Korea Utara KCNA, seperti yang dikutip Reuters.
“Berbicara secara eksplisit sekali lagi, kita tidak punya niat untuk duduk berhadapan dengan Amerika Serikat.”
Pernyataan Pyongyang itu juga bertepatan dengan kedatangan utusan Amerika, Deputi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Stephen Biegun, yang memimpin pembicaraan tingkat kerja dengan Korea Utara pada Selasa kemarin. Dia dijadwalkan bertemu pejabat Korea Selatan pada hari Rabu dan Kamis untuk memperbaharui perundingan nuklir yang macet dengan Pyongyang.
Pada Sabtu sebelumnya, Pyongyang sudah mengatakan bahwa mereka tak berminat lagi untuk mengadakan pertemuan baru antara Amerika dan Korea Utara.
Seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, Yang Moo-jin mengatakan bahwa pernyataan Kwon mencerminkan ketegangan antar-Korea yang masih berlangsung. Dia juga menambahkan bahwa pandangan Korea Utara terkait masalah nuklir harus didiskusikan hanya dengan Amerika Serikat.
“Itu juga mengisyaratkan bahwa Korea Utara akan membuang konsep negosiasi masa lalu di mana Korea Selatan memainkan peran perantara, dan tidak akan kembali ke meja tanpa konsesi utama Amerika,” kata Yang.
Biegun mengatakan pekan lalu bahwa masih ada waktu bagi kedua belah pihak untuk terlibat kembali dalam perundingan dan “membuat kemajuan besar” tetapi pandemi Corona membuat pertemuan secara langsung sulit dilakukan sebelum pemilihan presiden Amerika pada 3 November mendatang.
Kim dan Trump pertama kali bertemu pada 2018 di Singapura. Pertemuan keduanya meningkatkan harapan untuk mengakhiri negosiasi program nuklir Korea Utara. Namun pertemuan kedua mereka, pada 2019 di Vietnam, dan negosiasi tingkat kerja berikutnya berantakan.
Bulan lalu, Korea Utara tiba-tiba meningkatkan ketegangan dengan Korea Selatan dan meledakkan kantor penghubung bersama antar-Korea, tepat di samping perbatasan. Sebelumnya Pyongyang tiba-tiba menunda rencana tindakan militer.