TIKTAK.ID – Pejabat Jerman dikabarkan sedang melakukan penyelidikan terhadap 30 ribu tersangka yang diduga terlibat dengan jaringan pedofil atau “predator seks anak” online, tulis BBC, Senin (29/6/20).
Penyelidikan terkait hal ini sudah dimulai sejak tahun lalu ketika seorang pria berusia 43 tahun ditangkap di dekat Cologne karena diduga memperkosa putrinya sendiri dan membagikan video pelecehannya secara online.
Penangkapan awal itu membuka jalan bagi polisi untuk mengungkap jaringan tersangka predator seks anak yang lebih luas. Lebih dari 70 di antaranya telah diidentifikasi berada di Jerman.
Pejabat setempat menyebut penemuan itu sebagai sebuah hal yang “sangat mengganggu”.
Penyelidikan dimulai dari pinggiran kota Cologne, Bergisch Gladbach, Jerman, di mana keluarga dilaporkan tertangkap bertukar foto anak-anak mereka sendiri yang dilecehkan secara online.
Tersangka berusia 43 tahun itu akan diadili pada Agustus, sementara tersangka lainnya telah ditangkap.
Pada Mei, seorang prajurit berusia 27 tahun yang terhubung dengan jaringan “predator” itu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan ditempatkan di rumah sakit jiwa untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Menteri Kehakiman Negara, Peter Beisenbach mengatakan kepada wartawan bahwa dia “tidak berbeda” dengan tersangka tingkat pelecehan anak yang dilakukan secara online.
“Kami ingin menyeret pelaku dan pendukung pelecehan anak dari anonimitas internet,” tambahnya.
Jerman, dan khususnya Rhine-Westphalia Utara, telah diguncang oleh beberapa skandal pelecehan anak baru-baru ini, di antaranya terjadi pada awal bulan ini. Ketika itu polisi menangkap 11 orang yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Skandal itu terungkap setelah sejumlah foto dan video pelecehan itu ditemukan di ruang bawah tanah di Muenster, Jerman. Pada saat itu para penyelidik mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi tiga korban berusia lima, 10 dan 12 tahun sebagai korbannya.
Pada skandal sebelumnya, polisi membongkar beberapa pria sebagai “predator seks anak” yang telah melecehkan anak-anak beberapa ratus kali di sebuah perkemahan di Luegde antara 1998 dan 2018. Sebagian besar korban ketika itu masih berusia antara tiga dan 14 tahun.