TIKTAK.ID – Berdasarkan riset Hootsuit, jumlah pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 160 juta atau 59 persen dari total jumlah penduduk. Waktu rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia juga tinggi, yakni 3 jam 26 menit per hari atau di atas rata-rata global yang 2 jam 24 menit per hari.
Melihat peluang tersebut, PT Hyppe Teknologi Indonesia, menghadirkan platform media sosial yang diklaim cocok bagi para content creators.
President Director PT Hyppe Teknologi Indonesia, Hondo Widjaja menyebut masih sangat terbuka kesempatan bagi Indonesia untuk memiliki media sosial sendiri yang tidak hanya bisa dibanggakan, melainkan juga bisa bersaing di tingkat global.
”Kami ingin berkontribusi lebih besar bagi bangsa dengan mendukung Pemerintah menumbuhkan ekonomi digital melalui sektor teknologi. Caranya, membangun sebuah platform media sosial karya anak bangsa yang dapat bersaing di tingkat global,” ujar Hondo, seperti dilansir Liputan6.com, Jumat (26/6/20).
Hyppe telah menyiapkan 10 unit bisnis. Di antaranya HyppeVid (large video content/landscape video), HyppeDiary (short video content/portrait video), HyppeStory (flash stroy), HyppeChat (chatting platform/avatar chat), dan HyppeCompetition (competition platform).
Kemudian ada HyppeSound (audio content & music player), HyppePic (photo/image content), HyppeScript (documents content/text format), HyppeLive (live streaming platform), dan HyppeGames (interactive/online games).
Rencananya, 10 unit bisnis itu akan menjadi satu kesatuan dalam aplikasi media sosial Hyppe yang akan didukung dengan teknologi Blockchain dan fingerprint combat sebagai basis teknologinya.
Jika melihat fitur dan teknologi yang diusung, Hyppe diklaim akan menjadi salah satu platform terbaik bagi para content creators dalam menuangkan ide kreatif mereka sekaligus memonetisasi dan menjaga hak kepemilikan konten mereka.
Tidak hanya itu, Hyppe merupakan “sharing economy platform”, sehingga tidak hanya menjadi surga bagi content creators, tetapi pengguna atau viewer/penonton pun tak luput dari perhatian. Mereka akan mendapat penghasilan melalui iklan konten dan iklan sponsor yang mereka tonton melalui aplikasi Hyppe.
“Sudah saatnya para content creator menyadari pentingnya menjaga hak kepemilikan konten mereka, sebab kontenlah yang memiliki kontribusi terbesar akan perkembangan jejaring sosial. Hal itu sekaligus aset yang sangat berharga yang juga akan menjadi sumber passive income buat mereka,” terang Magin M, VP dan Technology Advisor Hyppe Technology Holding’s Berhad (Asia).
Magin menjelaskan, dengan menerapkan teknologi Blockchain dan fingerprint combat sebagai basis teknologi dalam aplikasi media sosial Hyppe, mereka bisa mencatat dan menjaga data hak kepemilikan konten, sehingga kepemilikannya dapat diakui di seluruh dunia.