TIKTAK.ID – Pemimpin Chechnya yang terletak di selatan Rusia, Ramzan Kadyrov diduga mengidap virus Corona. Dia kini mendapat perawatan di rumah sakit Moscow, kata laporan tiga agen Rusia, seperti ditulis Reuters, Jumat (22/5/20).
Kadyrov dilaporkan terbang ke Moskow pada Rabu lalu untuk mendapat perawatan setelah mengalami gejala mirip flu, kata kantor berita Interfax.
“Dia ada di rumah sakit di Moskow,” sumber lain mengatakan pada kantor berita Ria Novosti.
Laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa pesawat milik pemimpin berusia 43 tahun itu dilacak terbang dari dekat Ibu Kota Chechnya, Grozny, ke bandara Vnukovo di Moskow pada Kamis sore, tulis BBC.
Kantor berita Rusia, TASS, mengutip sumber medis yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Kadyrov dalam kondisi stabil. Namun sumber tak memberi rincian lebih lanjut.
Pihak berwenang Chechnya belum mengonfirmasi atau membantah laporan dan pejabat termasuk Juru Bicara Kadrov Ilman Vakhidov tidak menjawab panggilan telepon.
Kadyrov merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, dia menjadi pemimpin Chechnya pada 2007 setelah melalui dua perang brutal antara militer Rusia dan pasukan separatis dan Islamis menyusul keruntuhan Uni Soviet 1991.
Moskow memuji Kadyrov, dan menggambarkan dirinya sebagai “prajurit kaki” Putin, dengan mengekang pemberontakan Islam radikal di wilayah Kaukasus Utara yang sebagian besar adalah Muslim. Namun, para pembela hak asasi manusia menuduhnya memimpin pelanggaran hak asasi.
Chechnya pada Jumat ini melaporkan 1.046 kasus virus Corona dan 11 orang meninggal. Itu merupakan sebagian kecil dari seluruh kasus di Rusia secara nasional yang dilaporkan berjumlah 300.000 kasus dan 3.249 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, pada Kamis, TASS mengutip Akhmed Dudayev, Kepala Saluran Televisi Pemerintah Chechnya, ChTGRK, yang mengatakan bahwa Kadyrov secara pribadi bertanggung jawab atas upaya Kawasan untuk mengendalikan wabah virus Corona.
Jika laporan berita dikonfirmasi, Kadyrov akan menjadi salah satu dari beberapa pejabat senior Rusia yang telah tertular virus tersebut, termasuk Perdana Menteri Mikhail Mishustin dan Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Namun, Mishustin pekan ini sudah mulai kembali bekerja setelah dinyatakan pulih.